Wednesday, June 26, 2013

Catatan seorang perempuan simpanan




Malam ku hanya malam dengan balutan sepi, aku hanya perempuan yg bermain dengan imajinasi tentangmu, aku perempuan luka, ya.. ya.. aku perempuan luka dengan 1001 nanah yg lelah mengalir.
Jangan pernah manja! Aku tak suka perempuan manja!
Yang artinya duka ku adalah duka ku jangan pernah mengusikmu. Kau terlalu sibuk dengan duniamu. Entah dunia apa aku juga tidak mengerti.

Jangan pernah telp aku jika aku tidak menghubungimu!
Ya.. ya… demi cinta dan sebuah pengabdian aku hanya mampu tunduk dalam satu kata taat. Aku berusaha bekukan rinduku akan suaramu yang pernah ku dengar, aku berusaha menghapus memory di otakku bagaimana renyahnya tawamu, aku berusaha halau rasa inginku mendengarmu tanyakan “sedang apa kau say? Bagaimana dirimu hari ini sehat? ” aahhh… pertanyaan rutin yang dulu tiap pagi kau lontarkan dengan mesra. Aku punya banyak catatan kecil setiap canda kita dulu, catatan yang aku simpan dalam folder manis di blackBerry ku. Dulu… ya… dulu… kau pernah mainkan banyak kata dan tawa untukku. Dan selalu ku baca saat rindu merajam jiwaku. Tahu kah kau say… saat ini aku sama sekali tak berani menyentuh file itu. Aku takut saat semua kembali terangkat, memory ku kembali pada renyahnya manjamu. Saat itu aku akan di rajam rindu yang menyesakkan ruang hatiku. Tapi aku… aku hanya mampu menikmati setiap luka rindu berdarah tanpa mampu menuntut apapun. Karena beku mu akan selimuti hariku saat kau tahu titik-titik inginku.

Friday, June 21, 2013

[ECR] Karena Cinta Tak butuh alasan Bang...

Image from: http://www.hugloo.com/wp-content/uploads/2013/02/love_prison-wide.jpg


"Luka itu kau tikam lagi bang..."Runtukku dalam hati.
"Ah, semua hanya bisa tertawa melihat lukaku, mungkin salahku juga.. aku gagal menjadi bunda untuk anak-anak lelakiku"

Pikiranku kembali teringat anak kami yang gagal kami besarkan, Tuhan mengambil hak NYA kembali sebelum genap tiga bulan anak itu menghisap putingku. Kelainan jantung sejak dalam kandungan telah menghantarnya kembali pada Sang Pemilik sejatinya.

Aku kembali memutar ingatanku saat bayi itu ada dalam rahimku. Dia ada karena cinta, yaah... Karena cinta...
Cintaku dan Cinta suamiku.

Tapi saat benih itu sudah mulai menggeliat manja didalam kandunganku, suamiku mulai menggeliat manja pada janda kembang desa Îηî, aku tertekan, jiwaku tercabik sembilu, salahkah aku jika pada akhirnya aku gagal melahirkan bayi yang sehat?? Andai saja.. Aku tenang dalam masa kehamilanku.
Aku tak menuntut lelakiku membuatku bahagia, asal jangan melukaiku, itu cukuplah bagiku. Apakah memang salahku mengijinkan lelakiku pergi kemana saja tanpa satu tanya sedikitpun.

Wednesday, June 12, 2013

Saat kau desak sebuah jawaban dari NYA dengan Doamu, hanya siapkan hatimu untuk menerima jawab NYA

Gambar ilustrasi dari ; https://intranet.landmark.edu/counseling/images/r.jpg
"Bahkan Oleh seorang Pendosa sepertiku, kidung doa tetaplah memiliki kekuatan jawaban"


Suatu hari aku pernah berdoa untuk sebuah keinginan yang sangat membuatku gelisah. Antara ingin dan segumpal ketakutan. Antara ketagihan dan keinginan lepas.
Mungkin ini yang dinamakan jatuh cinta, Mungkin….
Karena aku sendiri tidak pernah tahu pasti, apakah benar ini “jatuh” cinta.
Yang pasti saat itu aku, yang mulai kembali belajar menggunakan lututku untuk berdoa, aku coba bicarakan itu dengan Tuhan…
Kurang lebih doanya seperti ini “Tuhan, jika memang dia yang terbaik untuk hidup hamba, biarkan semua alur hari menjadi benih yang akan semikan rasa itu dalam hati kami, tapi jika dia bukan yang terbaik untuk hamba dan hamba juga demikian adanya untuknya tolong beri hamba tanda agar mata hati hamba tidak buta, batin hamba tidak tuli mengenali kehendak MU” setelahnya seperti setiap doa yang orang lain lakukan selalu aku tutup dengan kata AMIN.
Kata AMIN yang aku pernah belajar menurut imanku artinya “Ya. Aku percaya”

Anda Gandrung Drakor? Orang Korea Itu Jatuh Cinta pada Negeriku!

  Hai pembaca, jumpa lagi dengan Nyai Sampur. Saat ini saya sedang tidak ingin bercerita hal mistis. Kita berbincang santai sambil ngopi, yu...