Tuesday, April 24, 2012

Mama... Maaf, Aku Gay....

Gambar Ilustrasi diambil dari madz666.blogspot.com



"Aku adalah aku, Aku akan menjadi apa yang diriku mau, aku berani tampil spesial, beda dengan yang lain, kau bilang aku zinah mata??? zinah pikiran?? zinah hati??? aaaahh... pleaseee dech.... apa kalian tidak begitu??? please jangan melihat aku sebagai seorang yang abnormal deeecchh.... begini saja... seandainya dirimu pecinta pagi, woooww... salahkah kalau aku lebih memilih senja??? seandainya aku berada di sekumpulan orang-orang pecinta sea food ahahaha... salahkah jika lidahku lebih nyaman dengan sayuran?? please... please... please.... ganti sudut pandang mu..."

"Dika... maaf... bukan aku ingin merendahkan kamu dengan sebutan dirimu "abnormal" aku hanya ingin tahu "mengapa" dirimu begini? ok... mengapa dirimu "istimewa" ? apakah dirimu tidak tersiksa dengan keadaan seperti ini?? mungkin... dengan teriakan "bencong" ??"


"Cinta... please dech.... mungkin gerakan tubuhku sedikit melambai... tapi aku bukan bencong, aku gay! aku menghargai teman-teman aku yang transgender, tapi cinta... diriku tidak ingin gaun perempuan seksi, gincu merah di bibirku, atau high heels.. no.. no.. no... aku tidak ingin itu, hanya saja dalam romantisme aku memilih sejenis denganku, Pria gagah dengan aroma tubuh laki-laki yang sekseeh.. woow... itu membuatku melayang cinta... melayang...."

"Hahahahhahaa.... seandainya diriku telanjang di depanmu??" tanyaku usil sambil kutatap bening mata Dika, mata yang selalu menyimpan banyak cerita, mata yang selalu memberikan arti sebuah persahabatan untuk ku.

"Tidak!! aku pastikan aku tidak akan terangsang, aku tidak menginginkan dirimu cinta.... aku ingin lelaki macho!!"

"ahahahhaha... okey darling... boleh aku tahu... apakah dirimu punya trauma masa lalu sehingga dirimu jadi seperti sekarang??"

"Oww... aku tidak punya trauma apapun."

"Pengalaman seks pertama mungkin???"

"Hihihihiihihi.... Tidak cinta! tidak!"

"Lalu...."

"Aku sudah rasakan aku beda dari kecil, aku tidak punya teman, semua menjauh dariku.. ini tidak mudah cinta... aku bergumul dengan diriku sendiri. Aku sendiri awalnya tidak bisa menerima, aku kecewa bahkan marah dengan Tuhan, mengapa aku seperti ini. aku ingin seperti laki-laki lain. bahkan aku pernah mencoba bunuh diri."

"wooow.... kalau boleh tahu, pengalaman apa yang buat kamu paling menyakitkan??"

"Saat SMA aku ditarik guru ku, maju di depan kelas, lalu guruku katakan dengan lantang, ini laki-laki tidak normal! ini laki-laki bencong!, rasanya dari ujung kaki sampai ujung rambut sakit banget cinta... sakit... kalau boleh memilih... aku tidak memilih ini! mengapa semua tidak mau mengerti?? aku sendiri sakit dengan keadaan ini, masih saja semua menyudutkanku, apalagi dia guru ku, sejak itu aku bertekad membuat badanku tampak lebih kekar dari yang lain, aku fitness setiap hari. hasilnya... seperti yang kau lihat sekarang..."

"Hu um... keren... aku pikir dirimu fitness trainer, haahahahaha... badan kamu bagus... menyesal sekali ternyata dirimu tak akan pernah tertarik denganku hahahahahaha....”

“Cinta.... cinta... aku lakukan ini untuk menutup semua kekuranganku, tetapi tetap saja lingkunganku tidak bisa menerima keberadaanku, Putus asa aku dengan semuanya, aku bertekad keluar dari semua situasi yang membuatku nyaris gila! Aku lari sejauh mungkin”

“Kemana?”

“Amerika, 20 tahun aku hidup dan bekerja disana. Aku sudah punya rumah disana cinta... disana aku merasa dihargai, tidak dipandang “aneh” aku nikmati hidupku sebagai orang normal lainnya, karena memang aku normal”

“Hmmm... lantas mengapa dirimu sekarang kembali ke indonesia?”

“20 tahun aku tidak pernah pulang kampung, saat aku kembali aku melihat mama sudah tua, aku tak sampai hati meninggalkannya lagi”

Mata Dika mendadak kehilangan sinarnya, ada duka yang teramat sangat, ada luka di bening matanya.

“Dika... dirimu baik-baik saja?? “ tanyaku cukup kuatir...

“I’am Fine darling... aku hanya ingat mama...”

“Maaf Dika... apakah Mama tahu dirimu Gay??”

“Tidak... mama tidak tahu, kalau mama tahu... bisa jadi mama mati jantungan, aku anak laki-laki satu-satunya di keluargaku”

“Ah... Dika, mama tidak tahu apa pura-pura tidak tahu??”

“Aku tidak tahu.... hanya pesan mama saat aku akan pergi begitu membekas di hatiku..”

“Apa itu?” Tanyaku penasaran...

“Kau boleh pergi kemana kau mau... asal ingat.. jangan pernah jadi Lonte”

“Dika.... mama sudah tahu siapa anaknya” ucapku lirih...

“mungkin... hanya Mama takut kehilangan aku, itu mungkin yang membuat mama menahan dirinya untuk tidak pernah tanyakan hal ini padaku”

“Tidak ada seorang ibu yang tidak mengenal anaknya” celetukku...

“Yaaah... aku tahu itu... dia tahan semua perih dihatinya hanya karena cintanya padaku, cinta... aku tidak pernah jadi lonte.. tidak!! Dan tak akan pernah! Ingat itu cinta.. ”

Luka tak dapat ditutupi dari bening mata Dika.

“Maafkan aku mama... maafkan kalau aku Gay...”

“Dika... cukup! Jangan menangis sayang.... ayoo... katanya kau akan ajak aku bersenang-senang di Gay Bar, woow... katanya disana ada sexy dancer.. cowok-cowok macho yang pasti sangat keren... berangkat sekarang yuuk”

“Yuuup... tapi disana biar dirimu berdandan sesekseeh apapun... tak akan ada yang tertarik padamu...”

“Ahaaaaa... biarkan! Yang penting aku bisa berimajinasi dengan para sexy dancers itu ;)”

♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Tidak seorangpun ingin menjadi GAY, memandang rendah bahkan mencibir pada mereka adalah kekejian, cukuplah mereka dengan semua peperangan batin mereka. sungguh! itu saja sudah sangat menyiksa! kita juga tidak terlalu "Benar" dalam hidup. adakah diantara kita yang tidak memiliki dosa sehingga merasa layak memandang rendah orang lain, menjadi hakim bagi sesama bahkan lantang teriakkan mereka sampah masyarakat??

ho.. ho... ho.... semoga cermin hati kita belum terlalu berjelaga....

Hanya Ketulusan Cinta yang mereka butuhkan, biarlah Cinta hanya untuk Cinta...




salam cinta: Jingga



Catatan Jingga :

Tulisan ini jingga dedikasikan untuk lautan cinta IBU. Perihkah hati IBU saat menerima semua ini?? Pasti sangat sakit, pasti banyak tekanan dari luar dan dari dalam hati Perempuan ini. Tapi semua IBU adalah KARTINI bagi setiap anak-anaknya. IBU tetap IBU yang akan manahan setiap perih demi buah kandungannya, senyum bahagia seorang anak adalah surga bagi seorang IBU. walaupun BELUM TENTU bahkan JARANG SEBALIKNYA... SELAMAT HARI KARTINI :)

Based from true story

2 comments:

Anda Gandrung Drakor? Orang Korea Itu Jatuh Cinta pada Negeriku!

  Hai pembaca, jumpa lagi dengan Nyai Sampur. Saat ini saya sedang tidak ingin bercerita hal mistis. Kita berbincang santai sambil ngopi, yu...