Image from: http://www.hugloo.com/wp-content/uploads/2013/02/love_prison-wide.jpg |
"Luka itu kau tikam lagi bang..."Runtukku dalam hati.
"Ah, semua hanya bisa tertawa melihat lukaku, mungkin salahku juga.. aku gagal menjadi bunda untuk anak-anak lelakiku"
Pikiranku kembali teringat anak kami yang gagal kami besarkan, Tuhan mengambil hak NYA kembali sebelum genap tiga bulan anak itu menghisap putingku. Kelainan jantung sejak dalam kandungan telah menghantarnya kembali pada Sang Pemilik sejatinya.
Aku kembali memutar ingatanku saat bayi itu ada dalam rahimku. Dia ada karena cinta, yaah... Karena cinta...
Cintaku dan Cinta suamiku.
Tapi saat benih itu sudah mulai menggeliat manja didalam kandunganku, suamiku mulai menggeliat manja pada janda kembang desa Îηî, aku tertekan, jiwaku tercabik sembilu, salahkah aku jika pada akhirnya aku gagal melahirkan bayi yang sehat?? Andai saja.. Aku tenang dalam masa kehamilanku.
Aku tak menuntut lelakiku membuatku bahagia, asal jangan melukaiku, itu cukuplah bagiku. Apakah memang salahku mengijinkan lelakiku pergi kemana saja tanpa satu tanya sedikitpun.
Aaah... Sayangku... Aku bukan tak pernah peduli pada hadirmu atau pergimu.Mungkin mulutku ucapkan aku tak akan pernah tanyakan dimana dirimu, itu adalah wujud dari kepercayaan yang aku titipkan didadamu. Sejujurnya, bukan aku terlalu percaya padamu sayangku...Sesungguhnya aku terlalu takut kecewa, Aku perempuan yang sangat takut kehilangan kamu. Aku perempuan paling cemburu saat sedikit saja kurasakan napasmu bukan hanya untukku.
Ingatkah kau sayangku...
setiap kali pagi kau kenakan bajumu, selalu aku yang sentuh tubuhmu, aku yang sentuh kancing-kancing kecil dibajumu, aku tautkan anak-anak kancing itu, agar tertutup rapat. Taukah kau sayang??
Setiap kali aku lakukan itu, ada doa dalam hatiku, dalam jiwa dan pikiranku, bahwa pagi Îηî saat kau beranjak dari sisiku, harapku, kau tutup hatimu dan ragamu untuk raga dan hati lain. Sampai saatnya senja menghantarmu tepat didepanku, maka jariku sendiri yang akan kembali sentuh ragamu, kubuka kancing bajumu satu persatu dengan harapan.. Senja Îηî milik kita, kau akan buka hatimu untukku, kau akan satukan ragamu dengan ragaku.
Aah... Sayangku... Hadiah kecupan dikeningku setiap kali selesai kubuka bajumu adalah nikmat yang tak terbatas bagi jiwaku. Hal itu menjadi candu bagiku untuk selalu setia menunggu senja, hanya untuk surga kecil dikeningku.
Sulitkah pintaku bang?? Naifkah keperempuananku??
Aku belum benar-benar gagal sebagai perempuan, belum bang...Kita masih punya banyak malam untuk mencoba dan mencoba lagi, berharap entah pada malam yang mana, benihmu tumbuh dalam rahimku. Aku masih mungkin menjadi bunda bagi anak-anakmu kelak.
Tapi mengapa begitu saja kau lempar hatiku seturut angin membawanya??
Abang...Ingatkah kau bang,Dalam keputusasaanku.. Aku pernah bisikkan ditelingamu..
"Bang, jika aku bukan perempuan satu-satunya bagimu, hanya kumohon, pandai-pandailah menipuku, apapun yang abang lakukan di luar sana, jingga mohon, jangan tinggalkan jejak ditubuhmu, sehingga mata atau hidungku meraba jejaknya, hanya jagalah jangan sampai telingaku mendengar bahwa abang berbagi hati diluar sana, hal itu akan sangat melukaiku, hanya pandai-pandailah menipuku..."
Mungkin setiap kalimat dan pintaku terdengar aneh bang...Semua karena aku terlalu memujamu.Aku mencintaimu dengan sangat! Kau ada dalam setiap detakku.
Sekarang aku mendengar setiap permainanmu dengan kemuning atau kabar angin hamilnya kembang, hasil buah cinta abang dengannya.
Lalu penduduk Desa mencibir dan mentertawakan setiap kemarahanku. Semua menyudutkanku karena ribuan galauku.
Dimana letak salahku sebagai perempuan yang ingin selalu memelukmu.
Lelaki yang mengantarku pada ijab suci sebuah pernikahan.
Dititik Îηî aku kecewa padamu bang...Aku kecewa dengan sangat...Tapi cinta tak punya ruang untuk membenci.Sayang tak punya lorong untuk sebuah dendam.
Aku disini hanya akan duduk menunggumu pulang,
kejarlah bahagiamu diluar sana... Saat kau gagal bahagia...Ingatlah... Aku jingga.. Aku perempuanmu yang akan selalu menunggumu untuk sekedar kau ucapkan
"Abang rindu kamu jingga..."
Jangan tanyakan mengapa aku bertahan...Karena cinta tak butuh alasan.Kau memang bukan cinta pertamaku,Tapi maaf, aku bukan perempuan pemuja cinta pertama, tapi aku mencari cinta sejatiku. Dan itu kamu Bang...
No comments:
Post a Comment