Wednesday, June 12, 2013

Saat kau desak sebuah jawaban dari NYA dengan Doamu, hanya siapkan hatimu untuk menerima jawab NYA

Gambar ilustrasi dari ; https://intranet.landmark.edu/counseling/images/r.jpg
"Bahkan Oleh seorang Pendosa sepertiku, kidung doa tetaplah memiliki kekuatan jawaban"


Suatu hari aku pernah berdoa untuk sebuah keinginan yang sangat membuatku gelisah. Antara ingin dan segumpal ketakutan. Antara ketagihan dan keinginan lepas.
Mungkin ini yang dinamakan jatuh cinta, Mungkin….
Karena aku sendiri tidak pernah tahu pasti, apakah benar ini “jatuh” cinta.
Yang pasti saat itu aku, yang mulai kembali belajar menggunakan lututku untuk berdoa, aku coba bicarakan itu dengan Tuhan…
Kurang lebih doanya seperti ini “Tuhan, jika memang dia yang terbaik untuk hidup hamba, biarkan semua alur hari menjadi benih yang akan semikan rasa itu dalam hati kami, tapi jika dia bukan yang terbaik untuk hamba dan hamba juga demikian adanya untuknya tolong beri hamba tanda agar mata hati hamba tidak buta, batin hamba tidak tuli mengenali kehendak MU” setelahnya seperti setiap doa yang orang lain lakukan selalu aku tutup dengan kata AMIN.
Kata AMIN yang aku pernah belajar menurut imanku artinya “Ya. Aku percaya”


Setiap selesai aku ucapkan AMIN dalam doaku, aku selalu tersenyum dan berharap keinginan Tuhan sama dengan keinginanku. Aku berharap bunga kecil yang sedang tumbuh dalam hatiku adalah benih yang sengaja Tuhan tabur dalam jiwaku, aku bermimpi bertemunya aku dengannya adalah kisah romantis yang sangat sederhana yang ‘sengaja’ Tuhan hadiahkan dalam hidupku.


Lantas aku mulai berpikir, bagaimana jika Tuhan menjawab TIDAK?? Bagaimana kalau Tuhan dengar doaku dan DIA jawab dengan CEPAT sehingga SEBELUM aku PUAS bermain dan menikmati hatiku, semua sudah harus Pupus?? ada riak-riak bahkan gelombang ketakutan dan kekuatiran mulai bermain di hatiku. Aah… haruskah aku hentikan dulu pintaku??? Tapi…. Jika DIA katakan BOLEH?? Wooow indahnya jawaban itu. (maksa dikit… hehehe) maka aku terus gunakan lututku untuk terus sebut namanya dalam lantunan doaku. Doa seorang pendosa yang sebenarnya tak layak untuk meminta, karena untuk memuja NYA sering kali aku nyaris tak punya waktu, aku memanjakan kemalasanku dengan tumpukan alasan sebuah kekecewaan.


Tidak terlalu lama setelah kidung-kidung doa itu aku lantunkan, ‘jawaban’ itu rupanya mulai DIA berikan. Dengan berbagai macam ‘tanda’ bermula saat kondisi fisikku terlalu lemah, aku jatuh sakit, Tuhan mulai perlahan ‘buka’ kepekaanku lebih tajam, mata hatiku lebih mampu ‘melihat’ dari setiap kecewa demi kecewa, bukan hanya aku yang kecewa tapi ‘aku pastikan’ dia juga kecewa, aku luka dia jengah, aah… semua menjadi proses yang cukup mengasah hatiku. Kami tidak mampu ‘saling’ menciptakan ruang nyaman dalam hati kami. ‘Mungkin’ aku bentuk ‘jengahnya’ dan dia bentuk ‘lelahku’


Apakah rasa sayang itu berhenti hanya karena titik ini? Aaah TIDAK! Karena kami mulai semua dengan alas ketulusan, aku tahu… dia juga akan selalu tersenyum saat mengingatku. Yaaah… tersenyum tanpa luka, dia tetap akan menjadi lelaki tegar tengkuk yang kusebut sayang dengan hatiku, kusebut sahabat bisu dengan jiwaku, kusebut kakak dengan darahku. Aku tahu, akupun akan tetap dia sebut sayang dari dalam jiwanya yang tak pernah mampu dia ucapkan. Aku tetap akan punya tempat dalam sudut hatinya tanpa kata terbuang.


Belajar dari hal ini, Tuhan itu dengar setiap doa, tak peduli siapa pribadi yang sedang berdoa, pendosa atau bergaun putih kesucian, SAAT DOA ITU DILANTUNKAN DENGAN TULUS, DIA TUHAN YANG MENJAWAB DENGAN SAYANG NYA. Jangan pernah meruntuk saat diri sendiri yang meminta jawaban. Karena satu jawaban itu tidak selalu sesuai dengan apa yang kita mau, yang pasti semua yang Tuhan mau dalam hidup kita adalah yang termanis dan terbaik bukan hanya untuk nikmat sesaat hari ini, tapi untuk laju hidup kita kedepan. 


Jingga Dedikasikan tulisan ini untuk Lelaki bersayap malam, taukah dirimu tiap kali kau kecup keningku, itulah surga kecil yang selalu kau hadiahkan dalam lembar hariku.
·       


 

 Desa Rangkat adalah komunitas yang terbentuk berdasarkan kesamaan minat dalam dunia tulis menulis fiksi. Jika berkenan silahkan berkunjung, berkenalan, dan bermain peran dan fiksi bersama kami di Desa Rangkat

No comments:

Post a Comment

Anda Gandrung Drakor? Orang Korea Itu Jatuh Cinta pada Negeriku!

  Hai pembaca, jumpa lagi dengan Nyai Sampur. Saat ini saya sedang tidak ingin bercerita hal mistis. Kita berbincang santai sambil ngopi, yu...