Kolaborasi Langit-Jingga
Adalah Cinta.
Cinta yang kata orang tak bermata. Cinta yang terkadang membuat dua orang
bersahabat saling meluka.Langit dan Jingga. Sahabat sejiwa. Mencintai lelaki
yang sama. Lelaki dengan pesona sang
purnama.
Tatapan
mata dua perempuan ini mengandung kebencian. Kebencian yang mereka pendam dalam
diam. Hingga salah satunya mengeluarkan suara yang awalnya pelan.
Jingga…
Bukankah kau tau dia itu lelakiku?
Lelaki yang sering ku ceritakan padamu?
Bukankah kau tau dia milikku?
Mengapa kau merebutnya dariku?
Bukankah kau tau dia itu lelakiku?
Lelaki yang sering ku ceritakan padamu?
Bukankah kau tau dia milikku?
Mengapa kau merebutnya dariku?
Hahahahhahaa dasar bodoh!!
Mengapa cinta membuatmu buta?
Langit? Namamu terlalu tinggi tak terjangkau tangan meraih.
Sayang hatimu brundul! Dudul!
Harusnya kau tau irama jiwaku sahabat!
Mimpi terliarku adalah bulu-bulu halus didadanya
Aroma tubuhnya mainkan setiap gelinjang malamku!
Peduli setan denganmu perempuan bodoh!!
Mengapa cinta membuatmu buta?
Langit? Namamu terlalu tinggi tak terjangkau tangan meraih.
Sayang hatimu brundul! Dudul!
Harusnya kau tau irama jiwaku sahabat!
Mimpi terliarku adalah bulu-bulu halus didadanya
Aroma tubuhnya mainkan setiap gelinjang malamku!
Peduli setan denganmu perempuan bodoh!!
Kau
jalang!
Bisamu mengambil milik orang!
Gelinjang ? Bulu halus?
Cuih!
Kau hanya bermpimpi Jingga!
Lebih dari seribu malam ia berada dalam dekapan dadaku!
Dalam malam-malam panas yang tak pernah kau tau!
Wanita pengkhayal!
Kubur mimpi liarmu!
Bisamu mengambil milik orang!
Gelinjang ? Bulu halus?
Cuih!
Kau hanya bermpimpi Jingga!
Lebih dari seribu malam ia berada dalam dekapan dadaku!
Dalam malam-malam panas yang tak pernah kau tau!
Wanita pengkhayal!
Kubur mimpi liarmu!
Mimpi???
Hai
perempuan! Kau boleh saja lacuri malammu dengan imajinasi gilamu!
Puaskan
hasratmu dengan seribu gelinjang dalam buai malam…
Hahaahahah
kau tidak pernah tau, aku candu bagi ego lelakinya!
Aku
perempuan dengan seribu keliaran, malam kami adalah malam brutal!
Dia bukan
lelaki yang hanya memuja romatisme
biasa,
MUAK! Dia
muak dengan semua yang terlalu biasa!
aku
serigala jalang yang kuasai hasratnya!
Taukah
kau, dia budak bagi malam-malam laparku!
Dia
anjing penjilat hasratku!
Kau boleh
bangga dengan molekmu langit!
Tapi
seribu liur-liur dari kerak kerakusan iblis adalah candunya! Dan itu AKU!!
Hahahahaah!
Jingga! Kau perempuan pengkhayal!
Apakah kau sadar kau sedang sakit
jiwa!
Lelakiku sendiri yang
mengatakanya!
Ia tak pernah sudi menyentuhmu!
Kau wanita gila!
Gila dalam khayalan-khayalan
liarmu!
Muak?
Apakah kau sadar dengan
kata-katamu?
Seribu malam ia memuji gelinjang liarku..
Seribu malam ia katakan muak dengan tingkah polahmu!
Kau perempuan yang selalu menggodanya…
Seribu malam ia memuji gelinjang liarku..
Seribu malam ia katakan muak dengan tingkah polahmu!
Kau perempuan yang selalu menggodanya…
Sayang sekali, ia tak pernah berhasrat
menyentuhmu…
Kau sakit jiwa!
Ia sendiri yang mengatakanya!
Langit bangkit dari tepi ranjang,
meninggalkan Jingga yang tengah terlentang sambil memainkan asap rokok di depan
bibirnya. Senyum sinis mengembang, menuju sebuah kursi di pojokan. Kursi yang
berisi seorang lelaki tanpa busana. Mulut tertutup lakban berwarna hitam. Kedua
tangannya terikat kencang pada kursi bagian belakang. Kedua kakinya menyatu,
dengan ikatan yang sangat kencang.
“Bukankah begitu sayang yang
telah kau katakan?”
Langit membisikan sebuah
pertanyaan yang rupanya tak memerlukan jawaban. Ia membelai pipi pria pemilik wajah seribu pesona. Mengelilingi
sebuah kursi yang mengikatnya. Dengan senyum sinis yang mengembang.
Jingga bangkit dari ranjang,
menuju sang lelaki yang kini tak berdaya, memainkan puntung rokok seperti ingin
menyundut pipinya.
Hai
lelaki! mengapa bungkam???
Dimana sengatmu budak hasratku???
Kau pecundang yang lapar hasrat!
Anjing!! Kau anjing yang jilati tubuhku hampir
setiap senja gauli bumi.
Sekujur
ragaku basah oleh liurmu! Di mana suaramu lelaki biadab!!
Lelaki Bajingan!
Iblis jahanam!
Iblis jahanam!
Tempatmu yang pantas adalah di
pembuangan!
Tubuh baumu akan menjadi santapan cacing kelaparan!
Tubuh baumu akan menjadi santapan cacing kelaparan!
Kau terlalu busuk berada di
hatiku
Kau terlalu busuk ketika
menyentuh setiap lekuk tubuhku!
Hai bajingan!
Kau tak memilik daya sekarang!
Kau hanya lelaki haus akan gelinjang perempuan!
Hai bajingan!
Kau tak memilik daya sekarang!
Kau hanya lelaki haus akan gelinjang perempuan!
Kau seperi anjing kelaparan!
Jingga melemparkan puntung rokok
ke muka sang lelaki pecundang itu, kemudian memeluk Langit dari belakang. Melucuti
beberapa lembar pakaian yang menempel ditubuh molek langit. Sandiwara ini akan
segera berakhir, dan pertunjukan yang baru akan segera di mulai.
“sayang, malam ini kau bunga
egoku, peluk aku manis…” desah lirih Langit
ditelinga Jingga.
Jingga mencium leher jenjang
langit sepenuh hati, mereka saling pagut, saling belit dalam pesona dua
bidadari binal, Hasrat birahi dan sejuta kemarahan menyatu, semakin menghantar
sepasang perempuan liar pada inti
ternikmat dosa! Puncak nikmat terindah mereka raih dalam seribu erangan
malam. Sepasang sahabat itu bermain
dalam satu episode cerita malam dalam keliaran iblis, sementara lelaki bungkam
itu hanya mampu menumpuk geram dan gairah dalam sebatas pandang.
***********
Cinta??
Dimana kesejatian cinta sembunyikan aura mulianya??
Diakui
atau tidak, dunia telah bersolek dusta, kau bisa mencibir dan teriakkan jalang pada kisah
ini.
Hanya tinggalkan Tanya dalam
nurani. Pecundangkah aku?? Mampukah
cinta bersanding tanpa hasrat?? Hasrat
dalam cinta terlalu indah untuk terberai… hanya dimana batas norma dan arti
sebuah kehormatan kau tempatkan?? Salam
cinta dari dua bidadari binal :)
No comments:
Post a Comment