Thursday, November 18, 2021

Cerita Mistis dan Teror Rumah Angker di Lereng Lawu Bagian Satu

 



Ketika kita bicara tentang cerita mistis, orang akan mengartikan dengan berbagai macam asumsi. Ada yang mengatakan bahwa mistis berkaitan erat dengan cerita hantu, tidak sedikit yang menghubungkannya dengan dunia gaib.

Tidak jarang cerita mistis dianggap sebagai kisah fiksi saja. Namun demikian, diakui atau tidak, segala sesuatu yang berhubungan dengan misteri selalu menarik untuk digali.

Cerita mistis ini saya alami saat saya menyewa sebuah rumah tua di kaki Gunung Lawu. Awalnya saya dengan suami ingin menepi dari hiruk-pikuk kota. Kami pasangan yang sama-sama mencintai hening, sama-sama tidak betah dengan udara yang panas dan penuh polusi.

Mimpi kami bisa menepi, tinggal di lereng gunung yang berhawa sejuk. Hingga saatnya empat tahun lalu kami kebetulan berkunjung di telaga Sarangan, lalu mencoba melihat daerah sekitar sana.

Cemoro Kandang, Cemoro Sewu, hingga Tawangmangu, membuat kami jatuh cinta. Udaranya yang sejuk, masyarakatnya yang ramah, dan alamnya yang memukau, membuat kami mencoba mencari kontrakan rumah di sekitar sana.

Pekerjaan saya tidak menuntut saya harus diam di satu tempat. Demikian pula pekerjaan suami juga sama. Hal ini membuat kami akhirnya berusaha mewujudkan keinginan kami untuk tinggal di sana.

Sampai pada akhirnya kami menemukan satu rumah tua dengan harga yang cukup terjangkau di sana.

Rumah itu sudah lama tidak berpenghuni. Butuh waktu kurang lebih tiga bulan untuk pemilik rumah memperbaiki rumah itu sampai kami bisa menempatinya.

Pekerjaan kami memang tidak menuntut kami diam di satu tempat, tapi sesekali salah satu di antara kami harus pergi. Tidak jarang, kami berdua harus pergi bukan pada satu tempat yang sama.

Sepuluh hari pertama menempati rumah itu, semua biasa saja. Sampai pada suatu hari suami saya harus meninggalkan rumah dan saya sendiri di rumah. Di sini cerita mistis itu dimulai.

Dari siang sampai malam semua berjalan biasa saja. Tidak ada sesuatu yang aneh terjadi. Jika di atap rumah sesekali banyak bunyi rebut, itu suara kucing. Sampai sekitar jam tiga pagi saya terbangun karena di dapur rumah kami ada suara seperti orang sibuk memasak.

Awalnya saya pikir tetangga yang memasak terlalu dini, tetapi setelah kesadaran saya terkumpul, saya mencoba fokus mendengar suara keributan di dapur itu. Ternyata suara itu dari dapur rumah kami.

Saya berpikir, apakah tuan rumah masuk rumah kami tanpa permisi, tapi mengapa pagi-pagi buta? Saya keluar dari kamar berjalan menuju dapur. Semakin mendekat ke dapur suara itu semakin jelas, dan ternyata di dapur tidak ada siapa pun, hanya ada suara orang sibuk beraktivitas dan asap putih di atas kompor.

Asap putih itu bukan menyerupai asap memasak dari kompor gas, tetapi seperti kepulan asap memasak dari dapur tradisional yang masih menggunakan kayu.

Seketika itu juga tubuh saya terasa kaku dan tidak bisa bergerak. Jantung saya berdetak entah berapa kali lebih cepat, bulu kuduk saya berdiri.

“Duh Gusti, saya harus bagaimana?”

Itu saja kalimat yang sanggup saya keluarkan. Mungkin pembaca akan berpikir, mengapa tidak membaca doa?

Terlalu panik dan terlalu takut membuat saya kehilangan sebagian kesadaran berpikir saya. Untuk beberapa saat saya tidak ingat dengan doa apa pun, yang ada hanya ketakutan yang luar biasa. Kengerian hingga ke tulang.

Suara-suara itu berhenti sesaat setelah saya melihat kelebatan perempuan tua dengan jarik coklat lusuh berjalan masuk ke kamar mandi, lalu menghilang entah ke mana.

Apakah gangguan mistis itu berhenti sampai pada pagi itu? Tidak. Itu hanya awal makhluk astral itu memperkenalkan diri.*

 

Bersambung….

 

Penulis: Nyai Sampur

 

Editor: Blackrose


No comments:

Post a Comment

Anda Gandrung Drakor? Orang Korea Itu Jatuh Cinta pada Negeriku!

  Hai pembaca, jumpa lagi dengan Nyai Sampur. Saat ini saya sedang tidak ingin bercerita hal mistis. Kita berbincang santai sambil ngopi, yu...