Jogja dengan
segala pesonanya, siapa yang tidak jatuh cinta? Kota budaya dan kota pelajar
ini memang mengagumkan.
Wisata
kuliner murah di Jogja yang beragam sungguh membuat rindu. Gudeg, angkringan,
soto sampah atau mie godognya, hmmm… yummy sekali.
Menurut
saya, walah satu wisata kuliner murah Jogja adalah kopi Jos Lek Man. Siapa yang
tidak tahu dengan Kopi Jos Jogja?
Angkringan
yang letaknya di samping stasiun Tugu ini selalu ramai pembeli. Paling asik
jika kita beruntung dan bisa duduk tepat di depan pikulan kayu kuno angkringan
ini. Kita bisa melihat yang menyeduh kopi jos.
Duuh…, ini
adalah nikmat tersendiri. Bunyi jooosss dari arang kayu panas yang dimasukkan
dalam secangkir kopi hitam membuat saya benar-benar merasakan oksigen Jogja
yang sesungguhnya.
Angkringan
yang selalu ramai ini seringkali membuat kita tidak kebagian duduk di depan
pikulan tua itu. Akan tetapi, tenang saja, Lek Man menyiapkan tikar-tikar di
sepanjang trotoar untuk kita duduk lesehan di sana.
Itu pun,
jika hari libur tidak jarang kita harus antri untuk duduk di tikar itu. Jika
tidak sabar menunggu, silakan cari kopi jos di angkringan lain di sebelahnya.
Berjajar banyak sekali penjual kopi arang panas di sana.
Beberapa
hari yang lalu, saya yang juga pemburu wisata kuliner murah Jogja, saat lewat
di samping stasiun Tugu, menengok tempat Lek Man. Tempat itu biasa digunakan
Lek Man untuk menjajakan kopi josnya.
Sayang
sekali, tempat itu jadi sepi dan berubah. Terlihat bentangan bahu stasiun Tugu
itu jadi bersih. Ke mana kopi jos Lek Man menghilang?
Penasaran,
saya mencari di mana pindahnya kopi jos Lek Man. Karena bagi saya, tidak
mungkin salah satu wisata kuliner murah Jogja itu gulung tikar.
Setelah
mencari beritanya melalui Google, saya jadi tahu. Sejak 8 April 2021 para
peracik kopi jos itu pindah ke sisi selatan stasiun Tugu.
Tempat itu
disiapkan oleh PT Kereta Api Indonesia DAOPS 6 Yogyakarta. Hal ini dilakukan
sebagai bagian dari penataan stasiun Tugu.
Pindahnya wisata
kuliner murah Jogja ini di Slasar Malioboro. Sebuah bangunan mirip ruko yang
bergaya klasik. Di sini para peracik kopi areng dikumpulkan.
Tempatnya tepat di depan Hotel Neo Malioboro, tetapi
bukan ruko yang kaku. Slasar Malioboro mengusung konsep terbuka, sehingga udara
bebas masuk ke dalam ruangan. Di samping juga disiapkan tempat lesehan dengan
banyak tikar.
Saat ke sana saya hanya berdecak kagum, sebab Lek Man
tidak ada matinya. Untuk pesan satu gelas kopi jos yang dibandrol tujuh ribu
rupiah, saya harus rela antri cukup panjang.
Duhai pembaca, tidak rindukah dengan rasa kopi yang
ada aroma sangit dari arang panas dan bunyi jos itu? Suara yang membuat kita
merasakan sensasi beda, khususnya para pecinta kopi hitam. Ke Jogja, yuuk.*
Penulis: Nyai Sampur
Editor: Blackrose
No comments:
Post a Comment