Wednesday, February 29, 2012

Antara Selangkang dan Hati Seorang Tisna


“suami??? Bu Dokter Tanya siapa suami saya?? Wiryo saja Bu!! Wiryo!! Keren tuuh… kalau kasi duit banyak!! Orangnya ga pelit… paling rajin datang pula… Wiryo buu ya… Wiryo… tulis tuh… Ny. Wiryo.. ceilaaaahhh… kereeen tuh Bu….”

“Baiklah… Ini resep yang harus ibu tebus, hasil test  bu wiryo bisa dilihat 3 bulan lagi, ada satu lagi.. ini ada pembagian kondom gratis. Minta tamu ibu pakai, supaya ibu tetap sehat.” sembari dr.Lia menyerahkan sekotak kondom ke tangan perempuan itu.

“Yailaaahh Buu… jarang ada tamu saya yang mau pakai bungkusan begitu.. udah ribet rasanya lain pula! Udahlah Bu… ga perlu begituan, sakit saya Cuma pening nich kepala!! sebenarnya tak perlu test-test macam begitu.. hanya karena Bu Dokter beri saya gratis hahahahha bolehlah… kondom itu sudah tak perlu!!  Saya sudah tak bisa hamil.. hahaha… rahim saya sudah diangkat 5 tahun yang lalu, gara-gara orok sialan yang begitu saja muncul disana. Tapi syukurlah… itu namanya sengsara membawa nikmat. Sekarang saya bebas hamil, anak saya si Putri udah kelas 9 cantik dia Bu… sering tuh yaah saya perhatikan kalau dia lagi tidur.. ini anak punya siapa ya… kayaknya bapaknya si Wiryo tuuh.. hidung dan bentuk bibirnya mirip banget sama si wiryo, hahahaha.. mimpi!! saya baru kenal laki-laki baik itu 2 tahun lalu hahaha… 
saya sekarang hidup Cuma untuk Putri Bu.. kasihan itu anak, siapa bapaknya gak jelas.. saya sendiri masih tak bisa cari makan dengan cara lain. Putri sudah mulai besar Bu dokter… hati saya sakit tiap kali laki-laki mulai melirik sinis pada anak saya.” 

Mendadak mendung membingkai hati Tisna.. ya.. ya… namanya Tisna Pujiatik. Perempuan 32 tahun. Hidupnya terlalu pahit untuk digambarkan, dia tinggal dirumah siap gusur, bagaimana tidak lahan dia milik PJKA, tak layak disebut rumah karena yang dia tempati hanya petak kecil, ya.. hanya petak yang sangat kecil disamping rel kereta api. Tisna tidak berpikir untuk benahi petaknya yang bocor dimana-mana. Karena dia tahu sewaktu-waktu petak itu akan digusur dan dia harus siap dengan rumah tenda di pinggir kali tua ditengah kota yang ganas.

“Bu Wiryo… cobalah berpikir kerja yang lebih baik, setidaknya demi Putri..”

“Bu Dokter.. saya ini mau kerja apa Bu.. semua sudah tahu saya pelacur, lhaaa bisanya saya Cuma itu, saya Cuma berdoa Bu.. jangan sampai Putri ikut jejak saya, sudah.. cukup berhenti di saya saja… kasihan cah ayu itu..” tak mampu dibendung lagi akhirnya pecah juga Kristal-kristal dikedua mata Tisna. Hanya Putri yang selalu membuatnya mendadak kuat menghadapi apapun tapi juga mendadak terlalu rapuh untuk manatap ke kedepan.

“Bisa ceritakan pada saya, mengapa Bu Wiryo sampai jadi pekerja seks?? Hmm.. maaf..”

“Bu Dokter.. Tak ada perempuan yang punya cita-cita seperti saya, semua karena kekecewaan saya terhadap hidup, merasa diri ini sudah terlanjur kotor. Saya sekolah hanya tamat Sekolah dasar, saya anak bungsu dari 5 bersaudara. Entah mengapa ibu saya selalu menekan saya, kakak-kakak saya juga sama saja! Menurut mereka saya ini anak hasil selingkuh. Jadi tak layak hidup enak. Apalagi sejak saya lahir kehidupan ekonomi keluarga saya hancur. Saya dianggap anak sial. Bapak saya meninggal karena tak tahan dengan tekanan hidupnya. Bapak… entah apakah laki-laki itu bapak saya. Yang pasti saya belum pernah merasa disayang oleh laki-laki itu. Dia meninggal saat saya masih kelas 6 SD. Kehidupan keluarga saya makin terpuruk sejak meninggalnya bapak. Saya tidak bisa meneruskan sekolah setelah saya lulus SD. Sementara ke empat saudara saya tetap dapat meneruskan sekolah mereka. Saya harus bekerja untuk mereka.

Sampai suatu malam ibu pakaikan setelan rok batik baru ditubuh saya. Itu pengalaman pertama saya bu! Baju batik baru!! Bukan bekas kakak-kakak saya. Saya senang sekali saat itu. Setelah saya pakai setelan rok batik itu. Tidak lama Pakdhe Broto datang. Pakdhe broto orang cukup kaya di kampung saya. Saya diajak naik mobil Pakdhe broto. Ternyata saya dibawa ke hotel, waktu itu usia saya baru 15 tahun. Saya dijual ke Pakdhe Broto. Saya teriak kesakitan saat darah perawan saya dipaksa keluar oleh laki-laki tua itu. Tapi dia tak peduli. Rasanya semakin saya berteriak semakin napasnya memburu. Itu pengalaman seks pertama saya.

Apa saya berdosa dengan semua yang saya lakukan bu dokter?? Dimana keadilan Tuhan untuk saya?? Tuhan yang ijinkan saya hidup Bu.. apa DIA lupa… DIA ciptakan hati didalam dada ini. Disini Bu dokter.. disini…” Perih itu terlihat membuncah, tangan Tisna memukul dadanya sendiri. Dokter Lia hanya diam membiarkan Tisna mengeluarkan semua emosinya. Hanya sesekali bahu Tisna disentuhnya sebagai tanda empati. Tanpa satu kalimatpun keluar dari bibirnya.

“Bu Wiryo.. coba ibu buka kedua telapak tangan ibu…” akhirnya suara itu keluar dari mulut dokter Lia. 

Tisna dengan tangan gemetar menahan isak sesak didadanya. Dia buka kedua tangannya didepan dokter Lia.

“Bu wiryo.. Lihat seandainya masa lalu ibu seperti titik hitam ini.. “ Dokter Lia menggambar titik hitam di telapak tangan Tisna.
“ini akan tetap menjadi titik hitam… hanya sekarang dia ada di genggaman Bu wiryo.  Sekarang tinggal ibu.  Apa yang akan ibu lakukan?? Terus membuka lebar-lebar telapak tangan ibu… melihat titik hitam itu..  dan menangisinya.. atau Ibu alihkan pandangan ibu ke depan, tutup telapak tangan ibu… lihat banyak yang indah didepan sana. Jangan hanya focus dititik hitam masa lalu ibu.. sekarang ibu pulang.. tenangkan pikiran ibu, cobalah berdamai dengan masa lalu. Agar ibu bisa berpikir lebih jernih… bisa mengatur hidup ibu demi Putri”

“terima kasih Bu Dokter, saya permisi dulu.. Makasih sudah sediakan waktu untuk pelacur seperti saya.. makasih Bu.. makasih..”

*******************

Gincu merah sudah Tisna pakai malam itu lengkap dengan baju warna hijau daun dan pemerah pipi warna orange.  Wiryo ahaaa… mala ini wiryo yang akan memakai jasa kehangatannya. Biasanya dia sekali pakai dapat upah Rp.20.000 tapi wiryo selalu member lebih!! Dia bisa kantongi Rp.30.000 untuk sekali putaran. Ahahahhaa… sekali putaran laki-laki !! terkadang wiryo tidak minta bercinta, dia hanya minta ditemani ngobrol dan sedikit kemesraan kecil. Dia suka sekali dengan jenjangnya bahu Tisna. kadang ditengah-tengah canda Wiryo kecup lembut bahu perempuan itu. Ya!! Hanya begitu!!! Tidak lebih!! Rasa mulai berbicara antara tisna dan wiryo. Wiryo seorang sopir angkutan yang sering sekali ke kota Tisna.

Malam itu ketika Wiryo menjumpai Tisna di kompleks kumuh itu, wiryo ungkapkan rasa yang selama ini dia simpan, Wiryo dengan kesungguhannya ingin menikahi Tisna. Menjadikan Tisna sebagai ratu dalam Rumah tangganya. “Bara cinta” telah mencapai titik klimaknya.  Ahhhh….. untuk sebuah rasa….!!!  Apakah itu penting bagi perempuan seperti Tisna? heeii… Tisna juga insan ciptaanNya!!  dia berhak atas semua rasa! termasuk Keagungan Cinta.

Rasa tersanjung dan bangga membuncah dalam dada Tisna, baru  pertama kali ia merasa dicintai oleh seorang laki-laki. Laki-laki yang tidak sekedar hanya menikmati tubuhnya, tapi menghargainya sebagai seutuhnya seorang perempuan dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Dan dia…… harus mengakui laki-laki seperti Wiryo tidak pantas mendapatkan perempuan seperti dia. 

Yahhh….. tak mungkin ia menerima maksud baik Wiryo walaupun ia juga mencintai laki-laki itu! Kehidupannya …..biarlah  seperti sekarang ini, hasil test HIV yang dilakukan di klinik dr.Lia 3 bulan yang lalu hasilnya sudah keluar. Positif!! Positif Penyakit iblis itu sudah bercokol ditubuhnya!! 

“Maaf mas , …. Aku tidak dapat menerima tawaranmu itu!   aku tidak mempunyai rasa yang sama!!  Aku hanya melayani karena mas Wiryo membayarku. Tak ada perasaan istimewa terhadapmu!”  jawab Tisna dengan berusaha tegar karena sesungguhnya sembilu telah dia goreskan sendiri direlungnya.. .  jauh di lubuk hatinya betapa inginnya ia membahagiakan laki-laki itu, laki-laki yang telah menggugah rasa cinta dalam nuraninya. 

Tisna ingin Wiryo mendapat kebahagiaan dengan perempuan yang lebih baik darinya.Apalah arti dirinya, seorang pelacur murahan yang siap melayani berpuluh lelaki di sepanjang hidupnya. Benar kata orang “ Cinta tak harus memiliki, cinta sejati adalah cinta tanpa pamrih dan selalu ingin orang yang kita cintai berbahagia” Seorang pelacur seperti Tisna juga memiliki cinta sejati, sama seperti orang-orang yang mengaku hidupnya bersih!

Sejak malam itu Wiryo menghilang dalam kehidupan Tisna, entah sudah berapa tahun berlalu tetapi rasa cinta itu tetap Tisna simpan dihatinya. 

“Mas Wiryo maafkan aku… hanya satu yang selalu aku doakan..  virus sialan ini tidak ada ditubuhmu. Aku tidak akan mengampuni diriku sediri jika diriku yang menghantarmu kepada maut… maafkan aku mas..” ucap Tisna lirih sendiri  ditengah perjuangan mempertahankan hidupnya.  Aids  telah menggerogoti tubuhnya yang kuyu dan nampak seperti kulit membungkus tulang. Kehidupan kotor yang terpaksa ia jalani telah membuahkan akibat yang mematikan. Dan saat ini Tisna hanya dapat menunggu ajal menjemputnya…… yang perlu dicatat, tak seorangpun bercita-cita menjadi pelacur dan tak seorangpun mendambakan hidup susah !!
 




Note :
Kolaborasi Jingga + Kim Foeng

No comments:

Post a Comment

Anda Gandrung Drakor? Orang Korea Itu Jatuh Cinta pada Negeriku!

  Hai pembaca, jumpa lagi dengan Nyai Sampur. Saat ini saya sedang tidak ingin bercerita hal mistis. Kita berbincang santai sambil ngopi, yu...