Cinta?!! Apa pula itu cinta ??!!!!
BEDEBAH !!!!
Ahhh…kau bisa paksa pelorotkan cawat cinta sejati dan kau regangkan…sampai teregang menganga ternganga berdarah!!
BUKA !!! BUKA !!!! TELANJANGI !!! CACI DAN PERMALUKAN !!!!
Bredel Sang Cinta Sejati!!! muntahi tubuh sang Cinta dengan lendirmu!!!
Cuuuiihh!! NIKMAT bukan ??!!!
Aku memang pecundang dan durjana!! Sekarang saatnya! Permalukan Cinta !! Kangkangi Tudung palsu kesejatian !!
Aku akan membuncah menyaksikan CINTA menggeliat resah berdarah didepan mataku!!
BEDEBAH KAU CINTA !!!
BEDEBAH !!!!
Ahhh…kau bisa paksa pelorotkan cawat cinta sejati dan kau regangkan…sampai teregang menganga ternganga berdarah!!
BUKA !!! BUKA !!!! TELANJANGI !!! CACI DAN PERMALUKAN !!!!
Bredel Sang Cinta Sejati!!! muntahi tubuh sang Cinta dengan lendirmu!!!
Cuuuiihh!! NIKMAT bukan ??!!!
Aku memang pecundang dan durjana!! Sekarang saatnya! Permalukan Cinta !! Kangkangi Tudung palsu kesejatian !!
Aku akan membuncah menyaksikan CINTA menggeliat resah berdarah didepan mataku!!
BEDEBAH KAU CINTA !!!
(Puisi Cinta Sang Lelaki Jahanam)
Lelah.. lelah selalu dipersalahkan!! Mengapa orang hanya mampu
menghakimi tanpa mau sedikitpun bertanya Mengapa??? Mengapa aku lakukan
ini??? Salahkah jika aku bertahan demi orang-orang yang kucintai???
Salahkah aku jika aku merangkak berdarah demi mereka yang harus
bergantung pada kakiku??? Salahkah aku jika setelahnya aku terjatuh dan
menjadi penikmat rengkuhan nafsu lelaki gagah itu???
Aku tak pernah bisa lupakan malam itu… Malam jahanam bagiku…
Saat itu rasanya tak ada bedanya dengan malam-malam sebelumnya, sepulang
dari kantor tempatku bekerja, aku cepat-cepat mandi, tubuh putihku ku
balur dengan busa sabun, wangi aroma lavender menyeruak masuk lembut ke
hidungku, tubuh ini… raga ini… sudah ada pemiliknya. SURYA SYAPUTRA nama
yang selalu menghiasi hari-hariku. Awal aku mengenal kata cinta dari
gumpalan rasa yang dia titipkan, awal aku rasakan nikmat sebuah
ejakulasi dia yang memberikan, kehangatan yang tak terbendung, selalu
berakhir dengan satu kata NIKMAT.
Woooww… tubuhku mulai menggigil busa-busa sabun mulai meluruh disekujur
badan. Segera kubersihkan tubuhku dari wewangin lavender, beranjak dari
kamar mandi, aku pilih baju lengan pendek hitam dan celana jens Hitam
ketat, Yaa… ya… Surya suka sekali kalau aku gunakan celana ketat, “Kau
terlalu sexy untuk tidak ku kulum” selalu itu kalimatnya setelahnya dia
kulum bibir merahku. Hmmm… membayangkan sebentar lagi dia menjemputku…
seluruh pori-poriku seperti terbuka… menuntut diraba. Surya selalu
membuatku merasakan kenikmatan yang ingin ku ulang dan ku ulang lagi…
Tak terlalu lama menunggu, kini aku sudah bersama kekasihku. Pelukan
ringan di pundakku menghantarku turun dari mobilnya. Begitu pintu
apartementnya terbuka woow… sebuah kejutan manis sudah dia persiapkan
untukku. Ruangan penuh aroma sandal wood , dengan cahaya redup, cahaya
lilin bertebaran di seluruh ruangan, aahh… saat aku buka pintu kamar
itu.. diatas ranjang bertabur melati. Sungguh satu pemandangan yang
romantis, rasaku semakin melayang dibuatnya, Surya merengkuhku dari
belakang kecupan lembut di bahuku membuatku hangat.
“HAPPY VALENTINE cinta…. Ini semua untukmu… terimakasih kau telah
menjadi bagian dari hatiku, jangan pernah tinggalkan abang, jangan…
jangan pernah… bisakah kau janjikan itu untuk abang??”
“Bang… cinta ini abang dulu yang kenalkan, raga ini abang manusia
pertama yang basahi dengan ribuan kecup, telinga ini baru abang yang
mengenalkan dengan suara-suara desah. Bagaimana mungkin aku meninggalkan
abang begitu saja?? Miliki aku bang.. miliki sampai batas abang rindu
pamah cintaku”
“Tak akan ada batas akhir sayang… tak akan ada….”
Surya tak lagi meneruskan kalimatnya, dia menghujaniku dengan ciuman,
dari ritme yang teramat lembut sampai kami bergumul dengan kecupan dalam
gelinjang liar, berpacu desah atas nama nikmat cinta yang membawaku
basah ke alam siksa yang menuntut untuk dipuaskan. Sampai kami lelah
mendesah, aku hanya punya sedikit tenaga untuk luluh dalam peluk
hangatnya.
“Surya!! Keluar kau Suryaa!! Laki-laki iblis!! Keluaar kau!!” Suara teriakan perempuan yang membuat kami sangat terkejut.
“Aldi.. istriku itu suara istriku….” Suara surya terdengar gemetar…
“Cepat kenakan bajumu… “ Pinta surya, sembari dia sendiri segera punguti bajunya yang tercecer di lantai.
Tak sempat kami kenakan penutup tubuh dengan sempurna pintu kamar sudah
terbuka lebar… Ibu Linda dengan kedua putranya sudah menyerobot masuk
ruang kamar kami.
“Aldi!! Ternyata benar dugaanku selama ini!! Kau… kau… Bajingan!! “ Teriak Anton putra sulung surya padaku.
Ibu Linda yang dari tadi terdengar histeris dalam teriakannya, tetapi
begitu melihat kami berdua setengah telanjang dia terkulai lemas, tak
satu katapun mampu dia ucapkan, bibirnya gemetar, hanya nama Tuhan yang
mampu keluar dari mulutnya… lemah… sangat lemah…
“Duh… Gusti… Gusti… ampun… Gusti… Gusti…. “ Doni putra bungsunya segera memapah bundanya ke sofa panjang dalam kamar itu.
“Papa… mengapa sampai begini?? Apa Papa tidak ingat dosa?? Aldian itu laki-laki Pa… azap apa lagi yang menimpa keluarga kita???”
“Maafkan Papa nak.. maafkan Papa… “ Surya menjawab lirih penuh getar…
“Mama… Ma.. mama.. bangun ma… banguun…. “ Suara Doni terdengar panik..
Surya segera mendekat pada tubuh istrinya… napas Bu Linda terlihat
sesak… kesadarannya hilang. Tanpa aku mampu berjaga sebelumnya Anton
mengeluarkan pistol dari saku bajunya. Dan tembakan itu dia lepas dua
kali mengenai tepat mengenai kedua kakiku… darah mengucur deras dari
kedua kakiku. Teriakanku tak sedikitpun membuat surya menengok.
Surya dan kedua putranya sibuk membopong Ibu Linda keluar dari apartemen. Dan aku terkapar sendiri dikamar jahanam itu
*************************
Tubuhku kini terduduk di atas kursi beroda. Ujung jariku menyentuh
permukaan kaca. Mataku menangkap bayangan wajah tercetak dipermukaannya.
Wajah yang begitu kusayangi sekaligus kubenci. Wajah yang membawa
ingatanku melayang mengingat kembali awal aku terjebak pada cinta
terlarang ini…
Nafasku memburu tak beraturan sementara jantungku berdetak kencang.
Bulir-bulir keringat merembes melalui pori-pori kulitku. Kontras dengan
ruangan tempatku duduk menunggu panggilan interview yang berpendingin.
Kedua tanganku mendekap erat berkas-berkas dalam map berwarna kuning.
Sepatu pantofelku tak mau berhenti menghentak kecil keatas ubin
mengikuti kegalauan hatiku. Mataku menatap tajam kearah pintu terpampang
didepanku.
Tiba-tiba pikiranku dibuyarkan oleh suara pintu yang terbuka di
hadapanku. Sesosok wanita dengan blazer berwarna putih dengan rok hitam
di atas lutut muncul dengan membawa map yang warnanya juga sama dengan
yang ada didekapanku. Kaki jenjangnya sangat sempurna berbalut stocking
berwarna gelap dengan sepatu high heel 12 cm. Rambut hitam sebahu di
biarkan terurai jatuh. Aku terpesona dengan bentuk tubuhnya. Aku belum
pernah melihat wanita yang secantik itu. Selama ini, aku tidak pernah
memperhatikan wanita karena janjiku pada kedua orang tuaku yang telah
meninggal untuk menuntut ilmu dan menghidupi adik-adiku telah membuatku
lupa bahwa di dunia ini banyak bidadari Tuhan yang cantik. Namun mataku
sempat menangkap pemandangan yang begitu kontras. Raut mukanya sedikit
kusut dan pandangan matanya menyiratkan sebuah kekecewaan yang sangat
besar. Aku sempat berniat menyapanya, namun tanpa berkata-kata wanita
itu berlalu dari hadapanku setelah menutup pintu.
“Saudara Aldian …. Silahkan masuk” suara seorang laki-laki dari pengeras
suara di atas daun pintu membuyarkan pikiran-pikiranku tentang sosok
bidadari tadi.
Jantungku semakin berdegup kencang mendengar suara panggilan itu. Karena
tekad besarku untuk bisa diterima sebagai karyawan membuatku berfikir
positif dan segera mengatur nafasku yang sejak wanita itu berlalu dengan
raut muka yang ganjil semakin tak beraturan.
Aku berdiri dan menuju pintu di depanku. Kusentuh gagang pintu yang
dingin itu dan membukanya untuk masuk. Mataku langsung menangkap sosok
laki-laki dengan jas yang sedang duduk membelakangi.
“Permisi pak… boleh saya masuk.” Suaraku sedikit bergetar. Laki-laki itu kemudian berputar dan tampaklah wajah laki-laki itu.
“Silahkan…” sahutnya ramah dengan raut muka yang dihiasi senyum.
Aku berjalan menuju mejanya dan dia bangkit dari kursinya kemudian menyalamiku.
“Perkenalkan nama saya Surya Saputra, saya manager disini.” Katanya.
“Saya Aldian Putra Pamungkas.” Sahutku.
Dia mempersilakanku untuk duduk dan kutangkap matanya begitu tajam menyapu seluruh tubuhku hampir tak berkedip.
“em……. Saya sudah membaca seluruh berkas-berkasmu. Saya rasa kamu adalah
orang yang tepat untuk mengisi posisi ini. Meskipun kamu belum punya
pengalaman. Tapi saya yakin kamu punya potensi untuk mendampingi saya.”
Paparnya panjang lebar.
“mulai hari ini kamu boleh bekerja di sini” lanjutnya.
“Benar pak? Jadi saya diterima?” sahutku bersemangat sekaligus penasaran
“Iya. Kamu langsung kerja. Hari ini saya ada meeting dengan relasi saya di luar kota. Kamu siap kan?’ tambahnya.
“siap pak. Kapan pun dan apa pun saya siap lakukan.” Jawabku tak kalah semangat.
Waktu pun cepat berlalu, kedekatan dan kebersamaan kami menumbuhkan
benih-benih cinta terlarang yang awalnya begitu kubenci namun akhirnya
tubuh ini tak kuasa melayani untuk lebih menikmati.
Note :
Kolaborasi Jingga + Teguh Hermawan
Penggalan Puisi Sang Lelaki Jahanam
No comments:
Post a Comment