Wednesday, February 29, 2012

Valentine Jahanam


Cinta?!! Apa pula itu cinta ??!!!!
BEDEBAH !!!!
Ahhh…kau bisa  paksa pelorotkan cawat cinta sejati dan kau regangkan…sampai teregang menganga ternganga berdarah!!
BUKA !!! BUKA !!!! TELANJANGI !!! CACI DAN PERMALUKAN !!!!
Bredel Sang Cinta Sejati!!!   muntahi tubuh sang Cinta dengan lendirmu!!!
Cuuuiihh!!  NIKMAT bukan ??!!!
Aku memang pecundang dan durjana!!   Sekarang saatnya! Permalukan Cinta !! Kangkangi Tudung palsu kesejatian !!
Aku akan membuncah menyaksikan CINTA menggeliat resah berdarah didepan mataku!!
BEDEBAH KAU CINTA !!! 
(Puisi Cinta Sang Lelaki Jahanam) 
 
Lelah.. lelah selalu dipersalahkan!! Mengapa orang hanya mampu menghakimi tanpa mau sedikitpun bertanya Mengapa??? Mengapa aku lakukan ini??? Salahkah jika aku bertahan demi orang-orang yang kucintai??? Salahkah aku jika aku merangkak berdarah demi mereka yang harus bergantung pada kakiku??? Salahkah aku jika setelahnya aku terjatuh dan menjadi penikmat rengkuhan nafsu lelaki gagah itu???
Aku tak pernah bisa lupakan malam itu…  Malam jahanam bagiku…

Saat itu rasanya tak ada bedanya dengan malam-malam sebelumnya, sepulang dari kantor tempatku bekerja, aku cepat-cepat mandi, tubuh putihku ku balur dengan busa sabun, wangi aroma lavender menyeruak masuk lembut ke hidungku, tubuh ini… raga ini… sudah ada pemiliknya. SURYA SYAPUTRA nama yang selalu menghiasi hari-hariku. Awal aku mengenal kata cinta dari gumpalan rasa yang dia titipkan, awal aku rasakan nikmat sebuah ejakulasi dia yang memberikan, kehangatan yang tak terbendung, selalu berakhir dengan satu kata NIKMAT.

Woooww… tubuhku mulai menggigil busa-busa sabun mulai meluruh disekujur badan.  Segera kubersihkan tubuhku dari wewangin lavender, beranjak dari kamar mandi, aku pilih baju lengan pendek hitam dan celana jens Hitam ketat, Yaa… ya… Surya suka sekali kalau aku gunakan celana ketat, “Kau terlalu sexy untuk tidak ku kulum” selalu itu kalimatnya setelahnya dia kulum bibir merahku. Hmmm… membayangkan sebentar lagi dia menjemputku… seluruh pori-poriku seperti terbuka… menuntut diraba. Surya selalu membuatku merasakan kenikmatan yang ingin ku ulang dan ku ulang lagi…


Tak terlalu lama menunggu, kini aku sudah bersama kekasihku. Pelukan ringan di pundakku menghantarku turun dari mobilnya. Begitu pintu apartementnya terbuka woow… sebuah kejutan manis sudah dia persiapkan untukku. Ruangan penuh aroma sandal wood , dengan cahaya redup, cahaya lilin bertebaran di seluruh ruangan, aahh… saat aku buka pintu kamar itu.. diatas ranjang bertabur melati. Sungguh satu pemandangan yang romantis, rasaku semakin melayang dibuatnya, Surya merengkuhku dari belakang kecupan lembut di bahuku membuatku hangat.

“HAPPY VALENTINE cinta…. Ini semua untukmu… terimakasih kau telah menjadi bagian dari hatiku, jangan pernah tinggalkan abang, jangan… jangan pernah… bisakah kau janjikan itu untuk abang??”
“Bang… cinta ini abang dulu yang kenalkan, raga ini abang manusia pertama yang basahi dengan ribuan kecup, telinga ini baru abang yang mengenalkan dengan suara-suara desah. Bagaimana mungkin aku meninggalkan abang begitu saja?? Miliki aku bang.. miliki sampai batas abang rindu pamah cintaku”
“Tak akan ada batas akhir sayang… tak akan ada….”

Surya tak lagi meneruskan kalimatnya, dia menghujaniku dengan ciuman, dari ritme yang teramat lembut sampai kami bergumul dengan kecupan dalam gelinjang liar, berpacu desah atas nama nikmat cinta yang membawaku basah ke alam siksa yang menuntut untuk dipuaskan. Sampai kami lelah mendesah, aku hanya punya sedikit tenaga untuk luluh dalam peluk hangatnya. 

“Surya!! Keluar kau Suryaa!! Laki-laki iblis!! Keluaar kau!!” Suara teriakan perempuan yang membuat kami sangat terkejut.

“Aldi.. istriku itu suara istriku….” Suara surya terdengar gemetar…

“Cepat kenakan bajumu… “ Pinta surya, sembari dia sendiri segera punguti bajunya yang tercecer di lantai.
Tak sempat kami kenakan penutup tubuh dengan sempurna pintu kamar sudah terbuka lebar… Ibu Linda dengan kedua putranya sudah menyerobot masuk ruang kamar kami.

“Aldi!! Ternyata benar dugaanku selama ini!! Kau… kau… Bajingan!! “ Teriak Anton putra sulung surya padaku.

Ibu Linda yang dari tadi terdengar histeris dalam teriakannya, tetapi begitu melihat kami berdua setengah telanjang dia terkulai lemas, tak satu katapun mampu dia ucapkan, bibirnya gemetar, hanya nama Tuhan yang mampu keluar dari mulutnya… lemah… sangat lemah…

“Duh… Gusti… Gusti… ampun… Gusti… Gusti…. “ Doni putra bungsunya segera memapah bundanya ke sofa panjang dalam kamar itu.

“Papa… mengapa sampai begini?? Apa Papa tidak ingat dosa??  Aldian itu laki-laki Pa… azap apa lagi yang menimpa keluarga kita???”

“Maafkan Papa nak.. maafkan Papa… “ Surya menjawab lirih penuh getar…

“Mama… Ma.. mama.. bangun ma… banguun…. “ Suara Doni terdengar panik..

Surya segera mendekat pada tubuh istrinya… napas Bu Linda terlihat sesak… kesadarannya hilang. Tanpa aku mampu berjaga sebelumnya Anton mengeluarkan pistol dari saku bajunya. Dan tembakan itu  dia lepas dua kali mengenai tepat mengenai kedua kakiku… darah mengucur deras dari kedua kakiku. Teriakanku tak sedikitpun membuat surya menengok.

Surya dan kedua putranya sibuk membopong Ibu Linda keluar dari apartemen. Dan aku terkapar sendiri dikamar jahanam itu

 *************************
Tubuhku kini terduduk di atas kursi beroda. Ujung jariku menyentuh permukaan kaca. Mataku menangkap bayangan wajah tercetak dipermukaannya. Wajah yang begitu kusayangi sekaligus kubenci. Wajah yang membawa ingatanku melayang mengingat kembali awal aku terjebak pada cinta terlarang ini…

Nafasku memburu tak beraturan sementara jantungku berdetak kencang. Bulir-bulir keringat merembes melalui pori-pori kulitku. Kontras dengan ruangan tempatku duduk menunggu panggilan interview yang berpendingin. Kedua tanganku mendekap erat berkas-berkas dalam map berwarna kuning. Sepatu pantofelku tak mau berhenti menghentak kecil keatas ubin mengikuti kegalauan hatiku. Mataku menatap tajam kearah pintu terpampang didepanku.

Tiba-tiba pikiranku dibuyarkan oleh suara pintu yang terbuka di hadapanku. Sesosok wanita dengan blazer berwarna putih dengan rok hitam di atas lutut muncul dengan membawa map yang warnanya juga sama dengan yang ada didekapanku. Kaki jenjangnya sangat sempurna berbalut stocking berwarna gelap dengan sepatu high heel 12 cm. Rambut hitam sebahu di biarkan terurai jatuh. Aku terpesona dengan bentuk tubuhnya. Aku belum pernah melihat wanita yang secantik itu. Selama ini, aku tidak pernah memperhatikan wanita karena janjiku pada kedua orang tuaku yang telah meninggal untuk menuntut ilmu dan menghidupi adik-adiku telah membuatku lupa bahwa di dunia ini banyak bidadari Tuhan yang cantik. Namun mataku sempat menangkap pemandangan yang begitu kontras. Raut mukanya sedikit kusut dan pandangan matanya menyiratkan sebuah kekecewaan yang sangat besar. Aku sempat berniat menyapanya, namun tanpa berkata-kata wanita itu berlalu dari hadapanku setelah menutup pintu.

“Saudara Aldian …. Silahkan masuk” suara seorang laki-laki dari pengeras suara di atas daun pintu membuyarkan pikiran-pikiranku tentang sosok bidadari tadi.

Jantungku semakin berdegup kencang mendengar suara panggilan itu. Karena tekad besarku untuk bisa diterima sebagai karyawan membuatku berfikir positif dan segera mengatur nafasku yang sejak wanita itu berlalu dengan raut muka yang ganjil semakin tak beraturan.

Aku berdiri dan menuju pintu di depanku. Kusentuh gagang pintu yang dingin itu dan membukanya untuk masuk. Mataku langsung menangkap sosok laki-laki dengan jas yang sedang duduk membelakangi.

“Permisi pak… boleh saya masuk.” Suaraku sedikit bergetar. Laki-laki itu kemudian berputar dan tampaklah wajah laki-laki itu.

“Silahkan…” sahutnya ramah dengan raut muka yang dihiasi senyum.

Aku berjalan menuju mejanya dan dia bangkit dari kursinya kemudian menyalamiku.

“Perkenalkan nama saya Surya Saputra, saya manager disini.” Katanya.

“Saya Aldian Putra Pamungkas.” Sahutku.

Dia mempersilakanku untuk duduk dan kutangkap matanya begitu tajam menyapu seluruh tubuhku hampir tak berkedip.

“em……. Saya sudah membaca seluruh berkas-berkasmu. Saya rasa kamu adalah orang yang tepat untuk mengisi posisi ini. Meskipun kamu belum punya pengalaman. Tapi saya yakin kamu punya potensi untuk mendampingi saya.” Paparnya panjang lebar.
“mulai hari ini kamu boleh bekerja di sini” lanjutnya.

“Benar pak? Jadi saya diterima?” sahutku bersemangat sekaligus penasaran

“Iya. Kamu langsung kerja. Hari ini saya ada meeting dengan relasi saya di luar kota. Kamu siap kan?’ tambahnya.

“siap pak. Kapan pun dan apa pun saya siap lakukan.” Jawabku tak kalah semangat.

Waktu pun cepat berlalu, kedekatan dan kebersamaan kami menumbuhkan benih-benih cinta terlarang yang awalnya begitu kubenci namun akhirnya tubuh ini tak kuasa melayani untuk lebih menikmati.
 
Note :
Kolaborasi Jingga +  Teguh Hermawan
Penggalan Puisi Sang Lelaki Jahanam

No comments:

Post a Comment

Anda Gandrung Drakor? Orang Korea Itu Jatuh Cinta pada Negeriku!

  Hai pembaca, jumpa lagi dengan Nyai Sampur. Saat ini saya sedang tidak ingin bercerita hal mistis. Kita berbincang santai sambil ngopi, yu...