Wednesday, February 29, 2012

Gundah hati Mommy



 13208174441959776474 



Pagi ini tidak seperti pagi-pagi biasanya, biasanya mommy sudah sibuk dengan musik dapurnya, suara peralatan dapur menyatu dengan suara nyayian pagi mommy yang agak cempreng. Lagu kupu-kupu malamnya eyang Titik Puspa menjadi lagu wajib tiap kali mommy di dapur. entah mengapa lagu itu yang selalu dia dendangkan. Apa karena aku kupu-kupu jingga??? aaahhh.. rasanya bukan! bukan itu alasannya!! aku jingga yang senja bukan Malam! hahahaha... mommy pasti juga tak mengharapkan aku menjadi kupu-kupu malam. Mungkin karena pagi adalah awal malam menjadi titik kenang. Perempuan seperti mommy adalah perempuan yang punya kekuatan untuk lakukan apapun demi anak dan suaminya. Untuk Bang Ande, aku, Uleng dan Papi, apa saja bisa mommy lakukan. Hahahaha mungkin pengabdiannya sebagai seorang istri awal sejarah nyanyian pagi Mommy... ahahahahha.... entahlah... hanya mommy dan mungkin papi yang tahu rahasia suara cempreng mommy tiap pagi.


 Aaaaaahh... tapi pagi ini semua jadi lain, Mommy hanya diam, begitu murung... dari tadi matanya bercerita tentang galau di hatinya, motor dinas kesayangan Papi sudah Papi kembalikan ke balai desa. Papi memang sengaja berhenti menjadi Kepala Desa, bahkan sekarang ada bursa calon Kades, Papi sudah tidak ingin mencalonkan diri. Papi ingin meneruskan Ladang yang dulu dia minta paman petani kelola, Papi ingin hidup lebih menyatu dengan alam. Itu katanya. Tetapi ini menjadi "NILAI" yang berubah bagi mommy. Mommy yang biasanya hampir setiap malam sibuk dengan koleksi konde kebesarannya, filosofi mommy semakin besar konde seseorang itu tanda semakin tinggi kedudukan seseorang, entah siapa yang tanamkan filosofi ini ke pikiran mommy, maka sejak menjadi Bu Kades alhasil konde mommy menjadi besar semua. sekarang dia bingung haruskah dia kenakan konde kecil lagi?? lantas siapa yang akan meneruskan konde-konde besarnya?? awalnya auntie Deasy harapan mommy. Mommy ingin Uncle Lala mengajukan diri menjadi Balon Kades dengan harapan konde-konde itu bisa terpasang manis di kepala auntie Deasy, tapi hanya kecewa yang mommy dapat. Uncle Lala menolak menjadi Balon Kades :( Pagi ini menjadi semakin buruk saat motor Papi pun tak ada.

Rumah ini sekarang sepi, Auntie Deasy sudah diboyong oleh uncle Lala, dede Uleng sudah menjadi guru di Makasar, Bang Ande berlayar tak ingat pulang. syukurlah saat mendengar rumah ini sepi abang janji akan kembali ke desa... dirumah sekarang ada Ari jaka, dia adik angkatku, sejak dede uleng pergi Papi menerima Ari tinggal bersama kami. Dia sudah seperti adik ku sendiri. usianya masih 16 Tahun, tapi entah bandelnya mirip dengan abang. sebentar abang pulang, abang belum pernah bertemu langsung dengan Ari, kalau berpikir tentang karakter abang yang terlalu mencintai kami, bahkan terkadang berlebihan saat menjaga kami, semoga abang bisa menerima Ari dengan lapang dada. Ari memang bandel tetapi sebenarnya dia sangat mencintai Papi. bagi dia Papi figur idolanya. Kami yakin dengan berjalannya waktu Ari akan tumbuh menjadi pemuda yang arif, aaahhh... apakah abang masih setia dengan botol-botol gepengnya, apakah abang masih akan masuk lewat jendela saat tengah malam dengan jalan sempoyongan, kadang Mas Hans dan Dorma yang harus memapah Abang pulang karena mabuk berat. Abang... Pemuda golok berhati molto tapi suka mabuk.. apakah akan terus begini bang??? entahlah... terakhir melihatnya saat aku ke Bali, Lari dari kenyataan pahit pernikahan auntie dan Lala. Semoga kali ini abang benar-benar datang, kamarnya sudah aku siapkan, biar saat abang datang sudah bersih dan rapi.

 Kembali berpikir tentang Gundah di hati Mommy... apa yang harus aku lakukan??? OMG!! tibatiba aku ingat sosok pemuda perlente yang pernah aku kenal, sudah lama aku kenal dia, ada beberapa tulisan yang dia publish tentang aku, hanya saja hati ku membeku, sosok lala masih terlalu kuat mengisi bilik hatiku, sekarang aku harus mulai berpikir tentang dia. aku ingat saat pesta desa terakhir kami bertemu.. ada riak-riak aneh yang di perlihatkan untukku. dia begitu peduli dengan semua tentang aku, ahahahahha... dia pemuda yang berani begitu saja masuk ke kamarku saat mommy masih masih sibuk dengan bedak dan lipsticknya.
 "Hai, cantik, ternyata hobby diam di kamar yaaa... "
"eh abang.. duduk aja bang, jingga lagi sakit... baru kemarin transfusi darah jadi ga bisa terlalu keliaran dulu" "Cantik, keluar yuk.. abang bantu.. abang mau ajak kamu foto"
"Hmmmm... baiklah... "

Sejak itu perhatian-perhatian kecil dia lepas untukku, semua tampak sederhana tapi riaknya terlihat nyata, menungguku tiap kali hendak pergi, bahkan detail yang aku lakukan diam-diam dia perhatikan. pernah tanpa tanya mataku menyisir ruangan di balai desa. begitu saja dia sentuh lenganku pelan dia tunjuk 1 benda diujung meja. setelah melihat apa yang dia maksud aku tersenyum kagum
 "kok abang tahu jingga lagi cari itu?? "
Dia tak jawab satu katapun, dia berdiri dan serahkan kaleng pink kesayanganku. tanpa penjelasan dan pernyataan.
Saat malam itu kau lihat kaleng pink ku kosong tanpa isi, dia katakan lembut...
 "Jingga, tunggu yaa... itu isi kalengmu sudah kosong"
 "udah malam Bang, mau cari dimana?? jingga ikut.."
 "Nggak! jingga tunggu saja disini, jingga kan masih belum sehat, mana masih gerimis, nanti abang balik bawa isi kalengmu, tunggu abang ya.."
"Bang... jangan..."
 "udaah... tunggu saja disini"
 hahahahaha.... ternyata pemuda desa yang satu ini lumayan juga... tapi aku tak pernah tahu detail bagaimana dia, yang aku tahu dia suka dengan kamera, kemanapun dia, selalu kamera ada ditangannya. ternyata setelah aku banyak bertanya kiri-kanan. dia pemuda kaya yang telat nikah.
 woooww... rumahnya megah.. ada diujung desa. menjadi repotter hanya untuk salurkan hobby. sesungguhnya dia punya banyak ladang jengkol yang tumbuh subur di desa. OMG mengapa bukan dia yang aku dekati?? supaya konde-konde mommy yang besar itu tetap bisa digunakan dan selaput mendung di mata mommy menjadi sirna.
"Hallo... Jingga.. "
 "Bang Rizal... gimana kabarnya??"
 "Baik.. tumben jingga telp abang.. ada apa nich??"
 "Jingga kangen aja bang... Jingga pengen main ke rumah abang.. boleh ga bang??"
 "yang benar jingga??"
 "iyaaaaahh bang..."
 "Jingga tunggu yaaah... abang jemput... jangan bilang siapa-siapa yaah... abang kuatir hansip sialan itu dengar nanti semua jadi kacau"
 "Nggak kok bang... okeee.. jingga tunggu yaah.. jam berapa Bang?? sekitar 2 jam lagi yaah... jingga ada urusan sebentar"
 "Untuk jingga jam berapapun bisa.."
 "Siip.. ketemu nanti ya bang.. mmmm'aacchhh..."
 "muuuaaaaahhh jingga cantik"
Sekarang aku harus buru-buru ke balai desa. hari ini pendaftaran terakhir BALON KADES... Tunggu jingga mommy... jingga akan jadi Ny. Kades!! demi lengkung senyummu :) jingga harus masukkan bang rizal jadi BALON jadi seandainya jingga tak bisa menangkan hati Mas Hans.. jingga bisa rebut hati bang rizal..

Aaaahhh!! siapapun dech yang jadi KADES jingga harus jadi BU KADES. Aku segera bergegas ke balai desa, siapkan formulir yang harus diisi bang Rizal. semua sudah ditanganku!! tinggal pasang foto bang Rizal di POS RONDA semoga Mas Hans gak tahu kalau jingga yang pasang. Jadi masih ada harapan ambil hatinya juga. Demi senyummu mommy...



Maafkan Jingga bang rizal... abang harus maju ke medan laga demi jingga...
Maafkan jingga Mas Hans... jingga harus perjuangkan Konde mommy yang besar itu....
Bagaimana kemesraan Jingga-Rizal saat kencan di rumah Rizal??
Berhasilkah mereka berkencan?? atau Hans kembali menjadi pengacau diantara mereka??
Pertarungan abadi HANS - RIZAL tak akan pernah MATI
BERSAMBUNG
1320817653437689333
13208178511214523479

No comments:

Post a Comment

Anda Gandrung Drakor? Orang Korea Itu Jatuh Cinta pada Negeriku!

  Hai pembaca, jumpa lagi dengan Nyai Sampur. Saat ini saya sedang tidak ingin bercerita hal mistis. Kita berbincang santai sambil ngopi, yu...