November adalah bulan cinta untukku, bukan untukku tapi untuk kami, aku
dan lelakiku, kami menikah di awal bulan dan sekarang kami berdua sedang
menikmati indahnya bulan madu di pulau dewata, Abang terlalu
memanjakanku, setiap gerakku adalah tarian malaikat untuknya, bersama
abang… aku merasa seperti bidadari paling cantik di dunia, Ahhhh… abang
setiap senja mulai memerah jingga hatiku selalu makin melekat pada
abang, sorot matanya selalu menghujam tembus ke relung hati terdalam,
aku Jingga tertawan dalam cengkraman mata elangnya. Sentuhan-sentuhan
jemarinya selalu membuatku menggigil gemetar dalam rengkuhnya, pagi ini
matanya masih tertutup rapat, rasanya seperti mimpi tiap kali aku
bangun tidur ku lihat lelaki belahan jiwaku ada disampingku, aku masih
sering dibuatnya terkejut saat pelukan dan ciumannya membangunkanku
tengah malam.
“Pagi bang…. bagaimana tidurmu??” ku cium keningnya saat dia lingkarkan tangannya ke perutku.
“Pagi cinta… hmmmm… tidur abang nyenyak banget, terimakasih untuk semalam yaah cin….”
Aku tersenyum merapat manja di peluknya, “sama-sama bang… semalam abang luar biasa… jingga bahagia sekali..”
“kita ulang yuk jingga…” tanpa menunggu persetujuanku abang mencium
bibirku penuh gairah, pelukannya, sentuhannya membuka pagi kami yang
indah…..
Siang ini kami sedang menikmati nasi ayam
Kedewatan Ubud, aku lihat suamiku menikmati sekali sate lilitnya,
“Bang, cabenya jangan banyak-banyak nanti perut abang sakit lagi… “
“Bang, cabenya jangan banyak-banyak nanti perut abang sakit lagi… “
“Tanggung cinta, ini nasi campur nikmat banget dengan cabe makin mantap…”
Aku hanya tersenyum melihat lagaknya,
lelaki ini sangat gagah dan terlihat galak tetapi kelembutan hatinya tak
bisa dia tutupi, Tuhan… terima kasih untuk lelaki disampingku yang kau
percayakan untuk ku peluk setiap saat, ini anugerah terindah dalam
hidupku, mengabdikan hidupku untuknya adalah kebanggaanku sebagai
perempuan, Aaahhh Tuhan… indah sekali…
“Jingga… abang cinta kamu… Sangat!! jangan
lihat abang sampai begitu, saat ini abang tidak amnesia… abang ingat
hanya jingga istri abang seorang”
“Hahahahhahahahahha… Bang… jingga juga
bingung… jingga ga pernah puas menikmati semua di diri abang… semua
nikmat dan tak terbayar dengan apapun”
“Jingga-jingga…. kamu membuat abang makin
cinta. Abang ini tak berdaya kalau sudah kau manjakan, sayang… sebentar
kita cari perak yuuk… abang ingin jingga belanja disana…”
“Makasih bang” jawabku sepenuh hati sambil kuremas jemarinya. abang sangat tahu hobbyku koleksi accesories perak.
♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Aku dan lelakiku ada di Mario Silver and
Gold Ubud, Saat itu mataku tak bisa cermat mengamati cincin dan gelang
perak aneka bentuk dihadapanku, mataku tak lepas melihat sosok perempuan
lembut yang merokok sendiri diujung gallery, guratan-guratan
kebingungan ada jelas tergambar di wajahnya. Ditengah segala gelisah
yang menjadi gelombang di kedua matanya namun tak mampu menghilangkan
aura kelembutan yg jelas terpancar dalam dirinya.
“Bang, sebentar yaa….”
“mau kemana Cin??”
“sebentar…” jawabku pendek sambil pergi menjauh darinya…
“Siang Kakak… ” sapaku pada perempuan lembut itu untuk membuka percakapan
“Siang…” jawabnya sedikit ragu…
“Jingga…” senyumku ramah sambil mengajaknya berjabat tangan…
“Kiem Foeng” jawabnya mulai ramah…
“Maaf Kak Foeng… jingga daritadi perhatikan
kakak.. maaf.. kelihatannya kakak kebingungan sekali, mungkin ada yang
bisa jingga bantu???” tanyaku sedikit berhati-hati
“Jingga, makasih… memang kakak daritadi
sangat bingung… kakak jauh-jauh dari batam ke bali untuk menyelesaikan
proyek penulisan novel kakak, tapi sekarang kakak kehilangan Hard disk
external kakak, kakak berusaha ingat dimana terakhir kakak letakkan tapi
sungguh tak kakak temukan, kakak kemarin belanja disini jingga… tapi
disinipun tak ada, semua usaha kakak sia-sia, semua hangus kalau hard
Disk itu tak kakak temukan lagi..” cerita kak Kim Foeng putus asa…
Aku terhenyak saat dia ceritakan kisahnya,
novelis!! wooow… dunia yang selalu menjadi mimpiku, aku hanya mampu
menulis puisi-puisi pendek yang tak beraturan, hahahhaha…. dunia memang
sedang berpihak padaku, semua yang indah dia temukan dihidupku.
“Kak Foeng, mengapa memilih ubud untuk tempat menulis novel kakak???”
“Saya hanya ingin tempat yang tenang, dan penduduk yang masih sangat kental dengan budaya dan adatnya”
“Kak, saya dari desa RANGKAT,
penduduk disana masih sangat kental dengan budaya Merangkat, Merangkat
yang kami maksud adalah Merangkai Kata, letak desa kami ada di kaki
gunung Naras(i) desa kami diperindah dengan banyak sungai-sungai
berspasi, kami hidup dalam keserhanaan cinta, hidup dalam tatanan Diskusi Elok Sarat Asah asih asuh. kalau kakak tertarik dengan desa kami… kakak bisa datang kapan saja ke sana….”
“Jingga…. Jingga… Jingga…. semua yang
dirimu ceritakan sangat menarik!! saya ingin kesana.. bahkan harus
kesana… antar saya ke Desa itu… berarti jingga senang menulis juga???
tulisanmu pasti lembut…kepedulianmu memperlihatkan kelembutanmu
sayang….”
“Dulu tulisan-tulisan jingga lembut kak…
tapi makin kesini tulisan jingga makin keras, kelembutan cinta sudah tak
terasa disana… mungkin kerasnya kehidupan yang jingga hadapi membuat
semua berubah….” jawabku perlahan…
“Jingga… bukanlah kelembutan
tidak selalu identik dengan lemah gemulai? Kelembutan sejati adalah
keberanian utk menguak realitas sejujur-jujurnya, dan itulah sastra,
sastra itu apa adanya tanpa balutan kain kamuflase.”
“jingga… hantar kakak ke desamu…”
“Boleh kak, saya sedang berbulan madu di sini. nanti pulang dari bali kita ke Desa rangkat yaa kak…”
“Wow… mana suamimu jingga??”
“hehehe… Itu kak… yang berdiri didepan
etalase gelang perak… sangat bjelas dari sini… satu-satunya Pria botak
diantara semua yang berambut…”
“Hahahahhahaha… jingga…. kamu lucu.. ya.. ya… jelas sekali dari sini, kelihatannya dia pria romantis…”
“Romantis sekali kak… bahkan kesemua perempuan….” jawabku asal bicara…
“Ceritakan tentang desamu jingga…”
“sebentar kak… lihat ini… ”
sambil aku perlihatkan foto dari blackberryku , foto-foto yang aku bawa kemanapun aku meninggalkan desaku, ini obat rinduku…
sambil aku perlihatkan foto dari blackberryku , foto-foto yang aku bawa kemanapun aku meninggalkan desaku, ini obat rinduku…
“Lihat ini kak….”
“itu apa Jingga??” tanya ka Kim Foeng Kagum..
“Ini lambang kejayaan Mommy, jangan heran
nanti saat kakak sampai dirumah jingga, kakak akan melihat konde
sebesar ini. mommy sangat bangga dengan konde ini… “
“Mommy mu Spectakuler jingga!!! hahahahha”
“ini siapa Jingga? kakakmu??”
“”Hmm… ini dulu kekasih jingga kak…” mendadak sesak rasanya dada ini…
“teruskan ceritamu sayang…..”
“Sekarang dia menjadi Paman untuk jingga kak… dia pergi dengan kepingan hati jingga… sampai saatnya jingga bertemu abang….”
“OMG….. OMG….. Jingga ituuuu… ituuuu… ooooobb…. ooobbb…. baaaa…”
“Jingga tahu maksud kakak… benar kak… dan
perempuan itu yang melahirkan jingga.. itulah keunikan desa RANGKAT
penuh keajaiban… tak ada yang tak mungkin terjadi didesa kami”
“Jinggaaaa… kakak harus ikut ke desa RANGKAT harus…. harus…. kakak harus menulis semua kehidupan disana”
belum selesai kami bercerita suami tercintaku menghampiri kami.
“Jingga… pakai ini ya…”
“indah sekali bang… “
“Abang Bantu pakaikan ya sayang….” Bang
ibay menyibak rambut panjangku dan memasangkan kalung perak dengan
leontin kupu biru di leherku…
“cantik sekali kamu sayang….”
“Terimakasih Bang… ooh.. Iya… Bang…
Kenalin… ini Kak Kiem Foeng, dia akan ikut kita saat pulang ke desa…
gimana bang??? abang tidak keberatan kan??”
“Kim foeng…. kenalkan saya Ibay… RT
Rangkat, boleh-boleh doong….. mari nanti ikut kami pulang… kalau tidak
ada tempat bermalam… bisa bermalam dihotel kami, tempat tidur kami
terlalu lebar untuk berdua…. ooowww… aduuuuuuuhhhhhh………”
“Hmmm… kenapa Pak Ibay???” tanya Kiem Fong kuatir….
“Ohhh ga apa kok kak Foeng… Gak apa…. abang emang suka pura-pura begitu… biasalah manja…”
“Jingga…. Kaki abang….. kaki abang… lepasin…. jingga… please… please…jangan diinjak…. ” bisik bang Ibay memohon
Hahahahhahahaha... Foto Konde Mommy super besar, dapet foto darimana mbak jingga? :)
ReplyDeleteitu dapat dari gugling Dormaaaa...
ReplyDeletecucoooooooooooook untuk simbol mommy yaaaak?? hahahahahahhahhaha....