Hatiku seperti ruang dengan banyak bilik, aku tak tahu mengapa sekarang menjadi demikian, dulu aku hanya punya satu bilik kosong, ku siapkan untuk pemuda gagah, entah siapa dia nantinya. yang pasti bilik itu untuknya. ada lentera kecil yang kujaga dalam bilikku agar dia tak pernah padam.
seringkali angin berhembus agak kencang, aku menjaga lentara kecilku, agar bilik hatiku tak menjadi gelap. siapa tahu mendadak lelaki jingga ku datang, dia bisa masuk dan nyaman dalam bilik hatiku. Ada satu pemuda bercambang lewati bilik hatiku, berharap dia singgah. dia sempat singgah, menyapa ramah, menyentuh setiap dinding hatiku, menghangatkan tubuhnya dengan lentera dalam bilikku. ini saatnya aku menari, kehangatan mengalir dari ujung jariku, merambat pelan sampai kedalam lorong hatiku.
Lala dia lelaki jinggaku. bagaimana tidak.. larik-larik cintanya membuaiku dalam sejuta angan, aku dan dia sering menari dalam irama kamasutra, tak membuat ku hanya berpikir tentang gumpalan nafsu, nafsu hanya bunga dalam setiap rasa cintaku. Rengkuhnya hangat membuai setiap rasaku yang nyaris beku. lenguhnya nyanyian rinduku. peluhnya saat aku dalam dekapnya itulah nikmatku.
kuserahkan seluruh ruang hatiku untuknya, berharap dia kunci bilik hatiku. dan kami menikmati segala rasa hanya dalam dunia kami, tak pernah ada kata mereka! hanya kami dalam hangatnya lentera dalam bilik hatiku.
tapi apa yang aku terima... cintanya tak pernah pasti untukku, sering dia mendadak beku dalam diamnya, aku tidak pernah mengerti sampai kutemukan sesuatu yang membuatku terluka :(
siapa yang tak terluka, ternyata hatinya bukan hanya untukku, dekapnya bukan hanya milikku, duniaku luruh, sontak lentera di bilik hatiku meredup, bilikku menjadi sunyi, sepi, aku tak tahan dengan semua kehampaan ini. aku Terluka siapa yang aku harapkan bisa menyentuh lembut hatiku, bukan sentuhan romantis, bukan itu! sentuhan kasih sayang yang tulus yang bisa membuatku nyaman. Adikku Uleng Tepu sibuk dengan murid-muridnya, Mommy?? mommy juga sudah berubah... tak selembut biasa, entah ada apa dengannnya, aku putrinya sudah tak mampu mengenalnya lagi. Mommy katakan ini demi masa depanku dan Uleng, Mommy jadi pedagang, entah apa saja yang Mommy jual, aku tak ingin tahu :(
akhirnya ku buka bilik-bilik lain dalam hatiku, banyak ruang! banyak ruang kosong ! terserah semua katakan apa, aku hanya tak inginkan sepi, Hans! dia sering temani aku dalam salah satu bilik hatiku, dia renyah dan selalu punya segudang cerita untukku, tak pernah sepi hariku saat dia selalu mengisi cerita-cerita hariku. sampai saatnya aku melihat mahligai hatiku harus koyak sekali lagi :(
siapa yang tak terluka?? tak ada yang peduli... aku hanya bisa tertunduk perih. sakit sekali rasanya. duniaku selalu begitu saja di rengut dengan paksa. dimana letak kurangku??
uuuufffttt... mengapa sekarang semua menyudutkanku saat aku kembali membuka bilik baru dalam hatiku, ijinkan aku menikmati diam, nyaman dalam bilik baruku. aku tahu Lala tetap menjadi luka dalam setiap desahku. tapi ijinkan aku sedikit mengecap kehangatannya melalui tubuh lain. salahkah aku? aaahhh.... egoisnya kalian hanya menyudutkanku...
Maafkan aku Bunda Selsa... maafkan aku....
No comments:
Post a Comment