Wednesday, July 27, 2011

Lala, Janin Ini buah cinta kita


Namaku Lia, Cukup kalian panggil aku LIA !!


Seperti biasa aku duduk di cafe PRINKA dengan secangkir caramel macchiato hangat di mejaku. aku memang penggila kopi. Caramel macchiato selalu menjadi pilihanku. Dibuat dari campuran susu vanila panas dan espresso kental yuuummi... tak lupa sebungkus rokok filter pilihanku, hmmm... teman sore yang sangat pas dan mantap. Aku betah berlama-lama di cafe ini. Hampir setiap sore aku habiskan waktuku disini. Aku benci kemacetan saat jam pulang kantor. Itu alasanku betah berlama-lama disini. Cafe ini cukup dekat dengan kantor tempat aku bekerja. Cafe PRINKA sore ini tidak begitu ramai, aku selalu duduk di pojok ruangan, karena dari sana aku bisa mengamati setiap pengunjung yang hilir mudik dengan gaya mereka masing-masing. Sering kali aku tersenyum sendiri oleh tingkah dan pola mereka. Ahaaaaiii.... siapa dia?? laki-laki berhidung mancung dengan baju lengan panjang hitam, kancing bajunya sengaja tidak dia kaitkan semua, sehingga bulu-bulu halus didadanya terlihat jelas. Dagunya juga tumbuh bulu yang menggoda. Tampan!! Maskulin! sangat maskulin! aku suka! wow... pasti banyak perempuan yang jatuh cinta padanya. Setidaknya dimanapun dia berjalan akan banyak mata perempuan yang mencuri pandang ke arahnya. Tiba-tiba imajinasiku bergerak liar. Aku dan dia bercumbu, di suatu tempat yang romantis! Wajahku jadi memerah, malu... aku takut ada yang memperhatikan ekspresi nakal ku. Aku hentikan fantasiku, tapi satu yang pasti. Aku tak ingin cepat pulang. Caramel macchiato ku tak boleh terlalu cepat habis agar aku punya alasan bertahan lebih lama disana.



Sejak saat itu aku semakin mencintai Cafe PRINKA. Karena pemuda itu sekarang menjadi pengunjung tetap disana dengan jam yang nyaris sama. Kami sering saling mencuri pandang. Sampai saat yang aku nanti tiba juga, Dia menghampiri mejaku dan kami berkenalan.
Namanya Lala Sangkak Laranta. Dia pendatang dari desa RANGKAT. Seorang pelukis dan penulis puisi. yang makin membuatku gila adalah buah pikir dan puluhan analogi nya. Aku betah mendiskusikan tentang hidup dan kehidupan dengannya. Dia hanya sementara di kota ku. Hanya menyelelesaikan pameran lukisan dikotaku. Kami semakin dekat, tak jarang kami menghabiskan waktu ditempat-tempat lain. Aku mulai merasakan ada riak-riak rindu yang mulai tumbuh menjadi benih di hati ku. Indah!


Sore itu Lala menjemputku dengan wajah agak kuyu. Setelah 2 hari dia tak datang.
"Ada apa La? "
"Aku sakit, badanku panas"
"Hmmm... "
"Coba kamu pegang, hari ini saja badanku masih hangat"
Permintaan yang sangat biasa. Tapi reaksi tubuhku tak begitu... Jantungku mendadak berdetak cepat! ada apa ini... ku tarik napas panjang untuk mengendalikan rasaku. Ku pegang tangannya... sebenarnya aku tak tahu... itu hangat atau dingin! Bukan karena aku terlalu bodoh tapi nalarku mendadak berhenti bekerja. Darahku mengalir terlalu cepat, memompa jantungku keras! aku tak mampu merasakan yang lain! uuuuffttt....
"Iya, masih hangat" jawabku bohong.


Dekat dan makin dekat begitulah jalinan rasa kami tercipta.
Malam itu bukan malam yang biasa untuk ku... ini malam terakhir dia di kotaku. Kalau aku mampu menghentikan waktu, sudah ku hentikan dari kemarin. Aku tak ingin berpisah dengannya. Dia sudah ada di sampingku. malam ini kami enggan kemana-mana.Hanya di rumah saja. Kebetulan aku memang tinggal sendiri. Dari balik jendela rinai hujan menjadi musik malam yang makin menambah galau hatiku.


"lia, jangan sedih begitu... percayalah.. aku masih bisa main ke sini, atau kapan saja kau akan main ke desaku... aku tunggu dengan senang hati, sudah hapus air matamu"
"Kalau aku kangen bagaimana ?? " jawabku lirih, sementara air mataku tak lagi mampu ku hentikan.


Lala merengkuhku dalam pelukannya.
Bagaimana awalnya aku juga tak mampu mengingat lagi... yang pasti dia mencium bibirku lembut. Ku sambut ciumannya dengan pagutan di bibirnya. Ku dengar napasnya memburu di telingaku. membuatku makin masuk dalam pusaran rasa yang membuatku melayang ke ranah basah. Kami saling sentuh, saling pagut. Sampai kami bersama di titik puncak. Setelahnya baru nalarku mulai berjalan senormal biasa. Aku lihat tubuh kami masih sama-sama telanjang. Namun tak setitik sesal bermain di benakku.
"Luv u" bisik lala ditelingaku..
"Luv u too bunny"
Banyak kata cinta yang dia ucapkan. Sampai aku terlelap dalam peluknya.


Pagi yang menyakitkan pun tiba. Aku menghantar dia sampai gerbang. Aku hanya melihat mobilnya melaju berlahan menjauh. Perih dan rindu sungguh menggores jiwaku.


OMG.... baru aku sadar... mengapa bulan ini menstruasiku tak kunjung datang.... Pagi itu aku ke apotik membeli test pack, Positif ! aku hamil ! sepulang kerja aku ke dokter kandungan. Menurut dokter usia kandunganku baru 3 Bulan. "Lala, anak kita..." ucapku dalam hati.


Alasan itu yang membuatku tak mau menunda lagi untuk bertemu dengan Lala.
aku berkemas untuk segera ke desa Rangkat. Berharap Lala menyambutku dengan letupan rindu. Berharap dia akan bahagia dengan bayi dalam kandunganku.


Tetapi semua tak seperti yang aku duga. Belum sempat aku ceritakan tentang kehamilanku. Di desa semua sibuk mempersiapkan pesta pernikahan. Lala akan menikahi Jingga putri sulung Pak Kades. Bagaimana mungkin???


Aku tanyakan dimana Lala. semua penduduk mempunyai jawaban yang sama. Lala ke desa sebelah bersama Bu Kades. Menghampiri sanak saudara agar mereka datang di pesta besar desa Rangkat.
Tidak! aku harus bisa menghentikan ini! aku temui Jingga... ku coba berdialog dengan gadis ini. Tapi Gadis ini cukup ketus, semua aksaraku dibantah dengan cibiran. Jingga... Gadis manja yang sedikit egois.


Aku tetap tak berhasil temui Lala. Sampai siang ini Ijab Qabul akan diucapkan. Sebelum semua terlambat! terpaksa aku buka semua di depan umum.

“Tunggu!!” teriakku lantang. Sambil menahan perih di sekujur rasaku. Penghulu serta semua undangan yang berada dalam acara terkejut, semua tatapan tertuju padaku. Sungguh! aku sudah tak peduli !!
“Lia, kenapa kamu sampai ada disini?”sapa Lala kaget

“Iya, kenapa?terkejut?”Jawab ku ”Dengar semua yang ada disini. Saya minta maaf karena sudah mengganggu acara ini, tapi memang saya harus menghentikanya karena laki laki yang akan kalian nikahkan adalah calon bapak dari anak yang saya kandung. ” Ucapku dengan gemetar.

“Apa? ” Tanya Jingga bingung.
“ya, maaf Jingga kita sama-sama perempuan. Asal Jingga tahu laki laki yang akan menjadi suamimu dia sudah menanam janin di kandunganku"
Lala tak mampu berkata-kata. Aku melihat tamparan Jingga melayang untuk Lala. Setelah jingga lari entah kemana, sungguh aku sudah tak peduli!
Lala menghampiri ku "Lia, kapan kau datang? ada apa ini?? "
"Jelas kan aku katakan tadi... Janin ini buah cinta kita La... "
"Ok, Aku masih bingung, kau kembali dulu.... semua kacau. aku bereskan yang disini dulu. Kau bertahan disini tak akan menyelesaikan masalah. Aku pasti ke tempatmu, Sms saja dimana kau tinggal. ok! "
Aku hanya mengangguk pasrah. Sampai ditempat aku menginap... Aku tenggelam dalam air mataku...
Perih.... terlalu perih....




***************************************



Selanjutnya bagaimana???? :) :) Lanjutkaaaann!! :)




No comments:

Post a Comment

Anda Gandrung Drakor? Orang Korea Itu Jatuh Cinta pada Negeriku!

  Hai pembaca, jumpa lagi dengan Nyai Sampur. Saat ini saya sedang tidak ingin bercerita hal mistis. Kita berbincang santai sambil ngopi, yu...