Wednesday, July 27, 2011

Rengkuhan Dusta

1307756764743354730 

Namaku Binar Bening Anantha. aku seorang istri yang tidak pernah merasa bahagia disamping suamiku. Aku perempuan pembenci malam. Aku benci Malam! Malam ku adalah malam yang penuh debar ketakutan. setiap langit mulai semburatkan warna jingganya aku muak! Itu pertanda Romi sebentar akan kembali. sebenarnya Romi bukan laki-laki standart, dia memiliki tubuh tinggi dan gagah, tapi entah aku tidak pernah tertarik dengan bulu-bulu halus didadanya, aku muak dengan aroma tubuhnya. Terlalu maskulin. Sama sekali tak mengerti sisi lembutku! Egois! darahnya bisa begitu saja melonjak naik saat apa yg dia inginkan tak dia dapatkan, Pernikahanku dengan Romi sudah berjalan 1 tahun, aku menikah dengannya atas paksaan orang tuaku, usia ku sudah 35 tahun, hal ini yang membuatku terdesak tak bisa menolak.


Malamku dengannya hanya malam penuh kata taat dan pengabdian. Saat dia telanjangi tubuhku , tak ada getar dalam hatiku, saat dia tindih tubuhku, aku merasa ada belitan ular besar diatas tubuhku! Meliuk! Mendesis! Kalau itu bukan kewajiban pasti sudah kudorong tubuhnya turun dari tubuhku. Malamku adalah malam yang sakit! Aku berusaha mengalihkan bayangku pada sosok Bunny, agar sedikit aku dapat menikmatinya, aaahhh… tapi tetap saja gagal! Aku hanya pemain sandiwara ulung yang mampu menutup ketelanjangan rasaku padanya. Gelinjang dan desahku palsu! hanya upaya agar malam berlendir ini segera usai. Romy kira aku perempuan yang mudah hanyut oleh permainan jari dan lidahnya di tubuhku. Karena aku memang selalu mendesah dan menggeliat hebat seiring tarian jari dan lidahnya. Sesaat aku akan mencengkeram kuat pundaknya, tubuhku kejang, lenguhku tak ku tahan. "aduuuuuhhh, kau sexy sayang, aaahhh...." suara Romy tersekat serak bercampur desah, ada gemas dan nikmat melihat tarian irama tubuhku. Dia selalu berakhir dengan gelinjang kepuasan! tapi aku?? aku TIDAK ! semua palsu! Saat dia hujamkan Jantannya ke tubuhku, Aku sangat benci! Aku jijik saat semua lendirnya menyentuh ragaku!

Saat pagi mulai menyapa bumi, indah dan nikmat dalam hati. Aku mencintai embun,aku mencintai setiap titik sinar yang menembus kisi-kisi kamarku, bahkan aku selalu bangun lebih dahulu sebelum mentari mulai menampakkan serinya. Aku siapkan sarapan pagi seadanya dan kopi pahit hangat kesayangan Romy, kecupan pagi Romy saat akan meninggalkan rumah adalah kecupan kemerdekaanku, kecupan terindah dari suamiku! Adalah kecupan paginya!

Sudahlah! Berhenti berpikir tentang Romy! Saatnya aku persiapkan hatiku, aku berhak bahagia! Aku berhak merasakan cinta! Aku berhak menjadi wanita multi orgasme! Ahahhahahhaa….. sebentar lagi kekasihku akan datang.. ya.. ya… dia kekasih gelapku, aku punya panggilan sayang untuknya “Bunny”
Bunny mencintai tiap titik di tubuhku, geliat manjaku senandung rindunya, senyumku lukisan harinya, Rindu! Aku dirajam rindu yang begitu dalam, tak sabar aku menunggu hadirnya, melihat senyum lembutnya untukku, menikmati rengkuhnya menghiasi pagiku, aku mengenakan gaun putih sederhana, agak tipis, Bra hitam berenda aku pilih untuk melengkapi pagiku yang erotis.

Hanya menungu sebentar, sekarang Bunny telah berdiri didepanku, tatap matanya begitu lembut menembus kisi-kisi hatiku.

“Binar, aku rindu kamu! Sangat!” ucapnya seraya memelukku hangat.
Aku menggiringnya masuk ke kamarku, kami berpelukan saling pandang penuh kerinduan, Perlahan bibirnya mendekat mematuk lembut bibirku, dalam buai napas memburu lidahku tergulung melesap kedalam kuluman bibirnya. Terus dan terus lidah kami saling dorong, saling belit birahipun terlonjak berbaur dengan bara merah rindu yg tersimpan pada kuluman malam. Napas bunny tersengal-sengal seperti gulungan ombak yang menari dilaut luas, aku melayang! terbang bersama gulungan guntur dari batas cakrawala ke inti langit terindah! Dia jelajahi jengkal demi jengkal tubuhku, begitu lembut, gigitan-gigitan kecilnya di sekujur tubuhku membuatku menjadi perempuan naif yang tak mampu menahan gelinjang dan lenguhku, aku bergerak liar tak tertahan sampai saatnya aku dekap tubuhnya kuat bersama lenguh panjangku, kurasakan puncak nikmatku, entah berapa kali aku nikmati titik puncakku, aku puas!

Setelah tubuh kami sama-sama terkapar letih, dia peluk aku hangat, kecupan ringan dikeningku dan kata cintanya meluncur indah dari ranum bibirnya. Luar biasa! Cinta seperti ini yang membuatku mempunyai alasan untuk hidup lebih lama lagi. 

“Bunny, sepertinya ada yang datang! Jangan-jangan Romi pulang!” aku segera berdiri dan cepat-cepat ku kenakan pakaianku yang tercecer, Untunglah lantaiku terbuat dari kayu, jadi decitan langkah kaki orang di luar bisa terdengar dengan jelas.

“Cepat pakai bajumu, masuk ke kamar mandi”, perintahku kepadanya sambil mencium keningnya
Aku juga langsung menuju kamar mandi merapikan riasanku dan rambutku. Aku tidak mau Romy melihatnya.

“Nyonya ada tamu”
Ah.. untunglah bukan Romy. Hampir mati kaget aku dibuatnya.
“Iya mbok sebentar”

Setelah memastikan semuanya terihat rapi, aku langsung memutuskan keluar menengok siapa tamu itu.

“Hai, Binar...”
“ Hai, Ton... Lama tidak ketemu, tumben banget kamu datang kesini”
“Iya neh... Cuman ingin berkunjung saja”
“Kok sendirian. Dimana Nada?”
“ini lah yang menjadi alasanku kesini. Binar, kamu kan sahabat dekat Nada. Aku ingin menanyakan sesuatu”
“Iya silahkan,”
“Sudah lima bulan ini aku menikah dengan Nada, Jujur saja aku belum pernah berhubungan intim dengannya. Dan aku tidak berani memaksanya”
“Benarkah?”
“Iya... Sepertinya dia menikah denganku terpaksa. Kami pacaran hanya 3 bulan dan saat aku melamarnya dia langsung mengiyakan tanpa berfikir panjang. Apakah mungkin aku hanya pelariannya?”
“Ton.. Kamu yang sabar. Mungkin ada yang membuat Nada galau. Nada memang selalu mendadak beku saat hatinya galau. Dia akan diam dan kaku. Tapi aku juga tidak menyangka sikap ini juga terbawa diatas ranjang pengantin kalian, sabarlah, tunggu dia sedikit tenang baru perlahan tanyakan apa yang dia rasakan, jangan didesak sekarang takutnya dia akan semakin menjauh."
“Maaf, kalau aku main kesini apa suamimu marah?”
“ Tak apa, Romy tahu seberapa dekat aku dan Nada, dia tahu kami sahabat sejak dibangku kuliah, tenang saja.” Jawabku sambil tersenyum,
Aku sangat kasihan melihat sosok lelaki di depanku ini. Aku ingin jujur apa yang terjadi dengan Nada. Tapi aku tidak mampu. Aku tak sampai hati melihatnya kecewa dan terluka semakin dalam.
“Ton...Emm.. kamu yang sabar saja. Aku percaya Nada tidak punya lelaki lain yang dicintainya. Jika dia memutuskan menikah denganmu, pasti dia mencintaimu”
“Terima kasih Binar.. Semoga saja.. Aku benar-benar mencintai Nada”
Sosok lelaki itu mulai menjauh dari pandangku. Lelaki putih, tinggi tegap berwajah menawan. Siapa yang tidak menyukai sosok lelaki ini

Aku duduk di ruang tamu. Serasa ada perasaan bersalah menghampiri diriku. Apakah aku harus jujur pada Toni tentang Nada?
Aku berjalan pelan menuju kamarku.

“Siapa yang datang?”
“Toni”
“Ha..? kenapa dia datang menemuimu?"
“ Dia sedang khawatir, aku tidak tega membohonginya.”
“Tapi semuanya memang tidak bisa di hitung dengan nalar! Nada gita Anjani adalah perempuan istimewa dalam kilasan hariku, aku sangat mengerti isi hatinya”
Entahlah apakah aku harus jujur padanya atau tidak. Aku tidak ingin kehilangan Nada. Hanya dia yang membuatku nyaman dan aman.

“Bunny mengapa harus seperti ini?? Bagaimanapun ini tak adil untuk Toni, dia laki-laki baik, bersikaplah sepertiku,berusahalah! Aku tetap melayani Romy walaupun jiwa ini sangat menolak! Mengertilah bunny, tidak banyak yang bisa memahami hubungan kita, saat dalam pelukku, kau adalah bunny, kelinciku yang lembut dan lucu, tapi saat kau lepas dari pelukku kau Nada Gita Anjani istri Toni, layani suamimu, walaupun harus dengan ribuan sembilu dihatimu”

Mata Nada berkaca-kaca, akupun tak mampu menahan embun kantung mataku kami saling berpelukan. Aku sangat mencintai Nada.

Pernikahan kami hanyalah kedok belaka. Entahlah aku sangat menikmati bentuk tubuh gadis ini. Bibir manisnya juga membuatku sangat ketagihan, kebersamaan kami selama 7 tahun ini tidak pernah aku merasa bosan.

*******************************

Kebenaran tidak selamanya indah, Terkadang kebenaran itu sangat menyakitkan. Hidup hanya titian panggung sandiwara, menutup sebuah kebenaran hanya untuk menghindari luka. Pilihan ada di tangan kita. Kata Benar yang perih atau kebohongan yang menggulung harimu seperti borok makin membusuk berakhir pada kata amputasi bahkan MATI ! 




No comments:

Post a Comment

Anda Gandrung Drakor? Orang Korea Itu Jatuh Cinta pada Negeriku!

  Hai pembaca, jumpa lagi dengan Nyai Sampur. Saat ini saya sedang tidak ingin bercerita hal mistis. Kita berbincang santai sambil ngopi, yu...