Wednesday, July 27, 2011

Desah Hambar Sialan

Aku. Rebah. Menyandar. Samping ranjangmu. Aku. Rebah. Mengepul asap, dari bibirku. Tapi kau bagai boneka salju, hai lelakiku. Dingin membosankan. Padahal, Baru saja, kau reguk. Nikmat tubuhku. Dan kau. Tetap tanpa desah. Tanpa desah.Tanpa desah. Putih kulitku tak berarti sama sekali kah?


Mengepul asap. Dari bibirku. Kicau ceracau, dari mulutmu. Betapa menyebalkan perahanmu pada dadaku. Tanpa desah. Hilang rindumu. Mulutmu.Tak lagi. Menghantar rasa. Dengkurmu membuat kutangku lari, masuk lemari. Malam ini. Kau bagai mesin. Yang hambar. Melumat putingku. Dan kau kembali senyap. Masuk dalam dengkurmu. Sialan, aku masih telanjang!


13039261151831315204

Aku. Rebah. Menyandar. Samping ranjangmu. Aku. Rebah. Mengepul asap, dari bibirku. Tapi kau bagai boneka salju, hai lelakiku. Dingin membosankan. Padahal, Baru saja, kau reguk. Nikmat tubuhku. Dan kau. Tetap tanpa desah. Tanpa desah.Tanpa desah. Putih kulitku tak berarti sama sekali kah?

Mengepul asap. Dari bibirku. Kicau ceracau, dari mulutmu. Betapa menyebalkan perahanmu pada dadaku. Tanpa desah. Hilang rindumu. Mulutmu.Tak lagi. Menghantar rasa. Dengkurmu membuat kutangku lari, masuk lemari. Malam ini. Kau bagai mesin. Yang hambar. Melumat putingku. Dan kau kembali senyap. Masuk dalam dengkurmu. Sialan, aku masih telanjang!


By : Granito-Jingga
13039267401276693987

No comments:

Post a Comment

Anda Gandrung Drakor? Orang Korea Itu Jatuh Cinta pada Negeriku!

  Hai pembaca, jumpa lagi dengan Nyai Sampur. Saat ini saya sedang tidak ingin bercerita hal mistis. Kita berbincang santai sambil ngopi, yu...